kitab sunan an-nasa'i bi syarhi as-suyuty
BAB
I
PENDAHULUAN
Para ulama telah
bersepakat bahwa kitab terbaik setelah Al Qur’an adalah Kitab
Shahihal-Bukhari dan Shahih Muslim. Kedua kitab ini telah terbukti
diterima dengan lapang dada dan tangan terbuka oleh muslimin, namun
Kitab Shahihal-Bukhari dianggap lebih shahih serta lebih banyak
mengandung faedah dan pengetahuan.
Syarah Sunan
An-Nasa’i ternyata banyak perhatian dan komentar dari para ulama
hadis. Hal ini
terbukti dengan banyaknya syarah dan penjelasan yang diberikan ulama
hadis yang datang sesudah beliau. Kemudian, hal ini membuktikan bahwa
kitab Sunan Nasa’I mendapat respon positif dari para ulama hadis
sendiri. Kitab sunan An-Nasa’I ternyata merupakan kitab yang banyak
diberi syarah oleh para ulama hadis. Di antara ulama yang memberikan
syarah pada sunan An-Nasai salah satunya adalah Al-Hafizh Jalaludin
As-Suyuthi. Penjelasan syarah ini sangat singkat an dapat dipahami.
BAB
II
PEMBAHASAN
- Seputar Penulis
Nama lengkap Imam As-Suyuti adalah
Abu Fadhl Abdurrahman bin Al-Kamal Abi Bakar bin Muhammad bin
Sabiquddin bin Al-Fakhr Utsman bin Nazhiruddin Muhammad bin Saifuddin
Khudr bin Najmuddin Abi Ash-Shalah Ayyub bin Nasiruddin Muhammad bin
asy-Syaikh Himamuddin Al-Himamul Al-Khudahri al-Usyuthy. Kunyahnya
adalah Abu Al-Fadhl, laqabnya Jalaluddin, dan nama ayahnya adalah Abu
Bakar.1
Imam As-Suyuti pada bulan Rajab,
tahun 849 Hijriyah. Beliau telah hafal Al-Qur’an pada usia 8 tahun.
Selain hafal Al-Qur’an, pada usia yang sama beliau juga menghafal
Al-‘amdah, manhaj, fiqh, ushul fiqh, dan alfiyah bin Malik.
Beliau berguru kepada Syaikh
Syihabuddin, Syaikh Al-Islam ‘Ilmuddin Al-Bulqini, Syarifuddin
Al-Manawi, Imam ‘Alamah Taqiyuddin Asy-Syabli Al-Hanafi, dan
lain-lain.2
Hlm 72 Beliau wafat pada malam Jum’at 19 Jumadil Awal tahun 911 H
pada umur 61 tahun.3
Di samping itu, beliau juga mempunyai
murid-murid. Diantranya Muhammad
bin Ali al-Dawudi, Zainuddin Abu Hafash Umar bin Ahmad al-Syima’I,
Muhammad bin Ahmad bin Iyas, Muhammad bin Yusuf al-Syami al-Shalihi
al-Mishri, Ibnu Thulun Muhammad bin Ali bin Ahmad, Al-Syarani, Abdul
Wahab bin Ahmad.4
Semasa hidupnya, beliau pergi ke
Syam, Hijaz, Yaman, Hindi, Maghrib, untuk melanjutkan studinya dalam
ilmu fiqh Asy-Syafi’i
pada putra gurunya
(Al-Bulqini) yaitu Sirajuddin
Al-Bulqini.5
Dari guru baru inilah beliau banyak mempelajari beberapa kitab fiqh
madzhab Syafi’i.
Karya-karya beliau semasa hidupnya
adalah karena beliau
mempunyai andil besar dalam ilmu hadis, Fiqh, Al-Qur’an. Ushul,
bahasa dan sejarah,
maka dalam
setiap karya tulisnya, tercermin karakteristik As-Suyuthi. Adapun
jumlah karya tulis beliau mencapai sekitar 600 (enam ratus) buku.
Beberapa karyanya yang terkenal adalah :
- Al-ltqan fi ‘Ulumil Qur’an
- Is’aful mubtha’ fi Rijalil Mutha’
- Asmaa-ul Mudallisin
- Al-Iklil fi Istimbaath At-Tanzil
- Tanasuqud durari fi Tanasubis Suari.
- Komentar ulama terhadap Imam Suyuthi
Salah satu
komentar ulama terhadap Imam Suyuthi adalah menurut Asy-Syaukani,
beliau memuji dengan perkataannya: “Beliau adalah seorang imam
besar dalam masalah Al-Kitab dan As-Sunnah, yang mengetahui ilmu-ilmu
ijtihad dengan sangat luas, juga memiliki pengetahuan yang memisahkan
diri dari pengetahuan ijlihad”.7
- Sistematika dan Isi Kitab Secara Garis Besar
Juz
|
Nama Kitab
|
Jumlah Bab
|
Muqaddimah
|
|
|
1
|
|
204
|
|
13
|
|
|
26
|
|
|
30
|
|
|
24
|
|
|
55
|
|
2
|
|
42
|
|
46
|
|
|
25
|
|
|
65
|
|
|
89
|
|
|
106
|
|
3
|
|
105
|
|
45
|
|
|
5
|
|
|
25
|
|
|
18
|
|
|
27
|
|
|
36
|
|
|
67
|
|
4
|
|
121
|
|
85
|
|
5
|
|
100
|
|
231
|
|
6
|
|
48
|
|
84
|
|
|
76
|
|
|
17
|
|
|
4
|
|
|
12
|
|
|
1
|
|
|
4
|
|
|
2
|
|
|
5
|
|
7
|
|
50
|
|
4
|
|
|
29
|
|
|
16
|
|
|
39
|
|
|
5
|
|
|
11
|
|
|
38
|
|
|
44
|
|
|
109
|
|
8
|
|
49
|
|
18
|
|
|
33
|
|
|
123
|
|
|
37
|
|
|
65
|
|
|
58
|
|
9
|
|
|
Kitab ini bernama Sunan
Nasa’I bi Syarhi As-Suyuthi wa Hasiyah As-Sindi yang
berisi 9 juz, dan disusun berdasarkan bab-bab Fiqih. Pada awal kitab
ini berisi pendahuluan yang berisi kata pengantar, kemudian dimulai
dengan kitab thaharah dan diakhiri dengan fahras al-hadis.
- Metode Pensyarahan Hadis
Dalam penulisan
kitabnya, As-Suyuthi menggunakan metode ijmali, yaitu metode yang
menjelaskan sesuatu secara global dalam uraian yang singkat dan
menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Adapun metode pensyarahannya
adalah sebagai berikut :
- Menjelaskan para perawi hadis
- Contohnya dalam juz 1 bab thaharah
- Menjelaskan I’rab Hadits
- Contohnya dalam juz 1 bab haidh dan Istihadhah8
- Dalam syarahnya, beliau lebih cenderung mengambil pendapat dari Imam Syafi’i.
- Contohnya dalam bab thaharah. Dalam penjelasannya bahwa wudhu yang benar itu adalah sebanyak tiga kali.
- Menjelaskan makna dan hubungan antara ayat Al-Qur’an dengan hadis9
- Kelebihan dan kekurangan
- Kelebihan :
- Penjelasannya singkat dan dapat dipahami.
- Kitab syarah ini memberikan penekanan pada aspek nama-nama rawi, penjelasan lafazh, serta menyebutkan sebagian hukum-hukum dan etika yang tercakup oleh berbagai hadis Nabi.
- Kekurangan
- Terkadang tidak konsisten dalam mencantumkan ayat Al-Qur’an. Contohnya, beliau hanya mencantumkan ayat Al-Qur’an hanya pada awal bab thaharah dan bab tentang air saja.
- Beliau cenderung banyak mengambil pendapat Imam Syafi’i.
- Terkadang dalam penjelasan syarahnya, beliau kurang memberikan batasan antara penjelasan bab satu dengan penjelasan bab lainnya.
BAB
III
PENUTUP
Kitab ini ditulis oleh Imam
As-Suyuti adalah Abu Fadhl Abdurrahman bin Al-Kamal Abi Bakar bin
Muhammad bin Sabiquddin bin Al-Fakhr Utsman bin Nazhiruddin Muhammad
bin Saifuddin Khudr bin Najmuddin Abi Ash-Shalah Ayyub bin Nasiruddin
Muhammad bin asy-Syaikh Himamuddin Al-Himamul Al-Khudahri
al-Usyuthy. Kitab ini juga merupakan kitab syarah yang mempunyai
penjelasan yang singkat, sehingga dapat dipahami untuk khalayak umum.
Kitab ini disusun berdasarkan bab-bab fiqih. Hal ini dibuktikan, di
awal kitab beliau memulainya dengan kitab thaharah. Pada setiap awal
bab nya beliau langsung mencantumkan hadis. Adapun sebagian pada awal
bab beliau mengawalinya dengan ayat al-Qur’an.
Adapun salah satu metode yang
dipakainya yaitu, beliau dalam mensyarahi hadis lebih cenderung
kepada pendapat Syafi’I, hal ini disebabkan selama beliau belajar,
beliau lebih banyak belajar dari gurunya yang mempelajari beberapa
kitab fiqh mazhab Syafi’i.
DAFTAR
PUSTAKA
Suyuti,
Al-Jalaluddin.Sunan
An-Nasa’I bi Syarhi Al-Hafizh Jalaluddin Al-Suyuthi wa Hasyiah
Al-Imam As-Sindy.
Beirut : Dar Al-Ma’rifah.
E:\kuliah\semester
6\Biografi Imam Jalaluddin As-Suyuthi, Abdur Rahman bin Abu Bakar bin
Muhammad bin Sabiq Al-Khudhari _ Fatwa Al-Imam Asy-Syafii dan Ulama
Mazhab Asy-Syafiiyyah.html di akses pada tanggal 24 April 2015.
Kholil.
Mohamad. Biografi
Imam Suyuthi dalam
E:\kuliah\semester 6\Mohamad Kholil, S.S., M.S.I._ Biografi Imam
Jalaluddin As-Suyuthi.html di akses pada tanggal 24 April 2015.
1
Jalaluddin al-Suyuthi, Sunan An-Nasa’I bi Syarhi As-Suyuthi.
Jilid Muqaddimah (Beirut : Dar Al-ma’rifah, tt), hlm. 71
2
Jalaluddin al-Suyuthi, Sunan An-Nasa’I bi Syarhi As-Suyuthi.
Jilid Muqaddimah …, hlm. 72.
3
Jalaluddin al-Suyuthi, Sunan An-Nasa’I bi Syarhi As-Suyuthi.
Jilid Muqaddimah …, hlm. 75.
4
Mohamad Kholil, Biografi Imam Suyuthi dalam
E:\kuliah\semester 6\Mohamad Kholil, S.S., M.S.I._ Biografi Imam
Jalaluddin As-Suyuthi.html di akses pada tanggal 24 April 2015.
5
Jalaluddin al-Suyuthi, Sunan An-Nasa’I bi Syarhi As-Suyuthi.
Jilid Muqaddimah …, hlm. 73.
8
Jalaluddin al-Suyuthi, Sunan An-Nasa’I bi Syarhi As-Suyuthi.
Juz 1 bab Thaharah (tk : Maktabah al-mathbuah al-islamiyyah bi
Halab, tt), hlm. 180.
9
Jalaluddin al-Suyuthi, Sunan An-Nasa’I bi Syarhi As-Suyuthi.
Juz 1 bab Thaharah (tk : Maktabah al-mathbuah al-islamiyyah bi
Halab, tt), hlm. 6.
hadits riwayat an nasa'i, contoh hadits imam nasa'i, sunan an nasa' i, kitab sunan an-nasa'i, biografi sunan an-nasa'i
Comments