360 sendi dalam diri manusia

PENDAHULUAN

Allah telah menjadikan agama Islam sebagai ujian bagi seluruh manusia untuk memisahkan antara orang yang bertakwa dengan orang yang ingkar. Diletakkan-Nya bukti-bukti yang nyata atas kebenaran Islam yang tidak terkikis waktu dan tidak akan bertentangan dengan kebenaran yang sejati. Sekalipun pembuktian tersebut datang dari dalam jasad manusia sendiri. Allah tunjukan kebenaran Islam yang melintasi ruang dan waktu melalui lisan Nabi-Nya yang salah satunya menjelaskan jumlah sendi manusia. Melalui makalah singkat ini akan kita bahas kebenaran Islam yang bersumber dari wahyu melalui perantara sabda Nabi Muhammad tentang jumlah sendi dalam tubuh manusia serta pembuktiannya dari sisi sains moderen.














PEMBAHASAN

A.    Teks Hadits Dan Makna Mufradat
حَدَّثَنَا حَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ الْحُلْوَانِيُّ حَدَّثَنَا أَبُو تَوْبَةَ الرَّبِيعُ بْنُ نَافِعٍ حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ يَعْنِي ابْنَ سَلَّامٍ عَنْ زَيْدٍ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا سَلَّامٍ يَقُولُ حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ فَرُّوخَ أَنَّهُ سَمِعَ عَائِشَةَ تَقُولُ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّهُ خُلِقَ كُلُّ إِنْسَانٍ مِنْ بَنِي آدَمَ عَلَى سِتِّينَ وَثَلَاثِ مِائَةِ مَفْصِلٍ فَمَنْ كَبَّرَ اللَّهَ وَحَمِدَ اللَّهَ وَهَلَّلَ اللَّهَ وَسَبَّحَ اللَّهَ وَاسْتَغْفَرَ اللَّهَ وَعَزَلَ حَجَرًا عَنْ طَرِيقِ النَّاسِ أَوْ شَوْكَةً أَوْ عَظْمًا عَنْ طَرِيقِ النَّاسِ وَأَمَرَ بِمَعْرُوفٍ أَوْ نَهَى عَنْ مُنْكَرٍ عَدَدَ تِلْكَ السِّتِّينَ وَالثَّلَاثِ مِائَةِ السُّلَامَى فَإِنَّهُ يَمْشِي يَوْمَئِذٍ وَقَدْ زَحْزَحَ نَفْسَهُ عَنْ النَّارِ قَالَ أَبُو تَوْبَةَ وَرُبَّمَا قَالَ يُمْسِي و حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الدَّارِمِيُّ أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ حَسَّانَ حَدَّثَنِي مُعَاوِيَةُ أَخْبَرَنِي أَخِي زَيْدٌ بِهَذَا الْإِسْنَادِ مِثْلَهُ غَيْرَ أَنَّهُ قَالَ أَوْ أَمَرَ بِمَعْرُوفٍ وَقَالَ فَإِنَّهُ يُمْسِي يَوْمَئِذٍ و حَدَّثَنِي أَبُو بَكْرِ بْنُ نَافِعٍ الْعَبْدِيُّ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ كَثِيرٍ حَدَّثَنَا عَلِيٌّ يَعْنِي ابْنَ الْمُبَارَكِ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ زَيْدِ بْنِ سَلَّامٍ عَنْ جَدِّهِ أَبِي سَلَّامٍ قَالَ حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ فَرُّوخَ أَنَّهُ سَمِعَ عَائِشَةَ تَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خُلِقَ كُلُّ إِنْسَانٍ بِنَحْوِ حَدِيثِ مُعَاوِيَةَ عَنْ زَيْدٍ وَقَالَ فَإِنَّهُ يَمْشِي يَوْمَئِذٍ
“Telah menceritakan kepada kami Hasan bin Ali Al Hulwani Telah menceritakan kepada kami Abu Taubah Ar Rabi' bin Nafi' Telah menceritakan kepada kami Mu'awiyah bin Sallam dari Zaid, bahwa ia mendengar Abu Sallam berkata, Abdullah bin Farrukh berkata kepadaku bahwa ia mendengar 'Aisyah berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda: "Sesungguhnya setiap manusia dari anak cucu Adam terlahir dengan tiga ratus enam puluh rangkaian persendian, maka barangsiapa yang bertakbir, bertahmid, bertahlil, bertasbih serta memohon ampun Allah, menyingkirkan bebatuan, duri-durian atau tulang belulang dari jalan yang biasa dilewati manusia, serta menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar adalah sebanding dengan tiga ratus enam puluh jumlah persendian, sungguh pada hari itu ia akan berjalan sedang ia telah menjauhkan dirinya dari adzab api neraka." Abu Taubah berkata; atau mungkin juga ia mengatakan; "YUMSI (jika berada di waktu sore)." Abdullah bin Abdurrahman al-Darimi menceritakan kepada kami, Yahya bin Hassan mengkabarkan kepada kami, Mu'awiyah berkata kepadaku, saudaraku Zaid mengkabarkan kepadaku dengan sanad yang sama, akan tetapi ia mengatakan: atau menyuruh pada yang ma'ruf, dan ia mengatakan: pada hari itu ia akan berada di waktu sore. Abu Bakar bin Nafi' Al Abdi berkata kepadaku, Yahya bin Katsir berkata kepada kami, Ali yakni Ibnu Al Mubarak berkata kepada kami, Yahya berkata kepada kami dari Zaid bin Sallam, dari kakeknya Abu Sallam, ia berkata: Abdullah bin Farrukh berkata kepadaku bahwa ia mendengar 'Aisyah berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Setiap manusia dari anak cucu Adam…" sama seperti hadits Mu'awiyah dari Zaid. Ia berkata: Sungguh pada hari itu ia akan berjalan…". (H.R Muslim)
Makna Mufradat
مَفْصِلٍ   = Persendian  شَوْكَةً    = Duri عَظْمًا    = Tulang السُّلَامَى  = Tulang jari dan
seluruh telapak tangan. Kadang-kadang kata ini dipergunakan untuk menyebut seluruh tulang dalam tubuh dan persendiannya.

B.     Takhrij, Kualitas, dan Analisi Hadist
a.      Takhrij Hadist
Setelah dilakukan takhrij al-hadis tentang Hadits mengenai 360 sendi dalam diri manusia” setidaknya ditemukan masing-masing lima dalam kitab hadits dari kutub at Tis`a, dengan menggunakan hadis diatas maupun yang semakna yaitu ada 4. Dengan rincian sebagai berikut
·         Kitab Shaheh Muslim ditemukan 1 Hadist 1675
·         Kitab Sunan Abu Dawud  ditemukan 1 Hadist  no   4563  
·         Kitab Shahih Ibnu Hibban  ditemukan 2 Hadist no 21920 dan 21959 

Untuk memberikan gambaran bandingan tentang skema sanad Muslim, berikut ini dikemukan kutipan riwayat hadis yang semakna yang diriwayatkan oleh Sunan Abu Daud dan Shaheh Ibn Hibban  .
1.      Abu Daud  Nomor 4563
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْمَرْوَزِيُّ قَالَ حَدَّثَنِي عَلِيُّ بْنُ حُسَيْنٍ قَالَ حَدَّثَنِي أَبِي قَالَ حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بُرَيْدَةَ قَالَ سَمِعْتُ أَبِي بُرَيْدَةَ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ فِي الْإِنْسَانِ ثَلَاثُ مِائَةٍ وَسِتُّونَ مَفْصِلًا فَعَلَيْهِ أَنْ يَتَصَدَّقَ عَنْ كُلِّ مَفْصِلٍ مِنْهُ بِصَدَقَةٍ قَالُوا وَمَنْ يُطِيقُ ذَلِكَ يَا نَبِيَّ اللَّهِ قَالَ النُّخَاعَةُ فِي الْمَسْجِدِ تَدْفِنُهَا وَالشَّيْءُ تُنَحِّيهِ عَنْ الطَّرِيقِ فَإِنْ لَمْ تَجِدْ فَرَكْعَتَا الضُّحَى تُجْزِئُكَ

“Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Muhammad Al Marwazi ia berkata; telah menceritakan kepadaku Ali bin Husain ia berkata; telah menceritakan kepadaku Bapakku ia berkata; telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Buridah ia berkata, "Aku mendengar Abu Buraidah berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pada diri manusia itu terdapat  tiga ratus enam puluh persendian, maka hendaklah ia memberi sedekah untuk setiap persendiannya tersebut." Para sahabat berkata, "Wahai Nabi Allah, siapa yang akan mampu melakukannya!" beliau bersabda: "Mengubur ludah dalam masjid atau sesuatu yang engkau buang dari jalan (adalah sedekah), jika tidak mendapatinya maka dua rakaat dhuha sudah cukup bagimu."
2.      Imam Ahmad Bin Hanbal 21920

حَدَّثَنَا زَيْدٌ حَدَّثَنِي حُسَيْنٌ حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بُرَيْدَةَ قَالَ سَمِعْتُ أَبِي بُرَيْدَةَ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ فِي الْإِنْسَانِ سِتُّونَ وَثَلَاثُ مِائَةِ مَفْصِلٍ فَعَلَيْهِ أَنْ يَتَصَدَّقَ عَنْ كُلِّ مَفْصِلٍ مِنْهَا صَدَقَةً قَالُوا فَمَنْ الَّذِي يُطِيقُ ذَلِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ النُّخَاعَةُ فِي الْمَسْجِدِ تَدْفِنُهَا أَوْ الشَّيْءُ تُنَحِّيهِ عَنْ الطَّرِيقِ فَإِنْ لَمْ تَقْدِرْ فَرَكْعَتَا الضُّحَى تُجْزِئُ عَنْكَ

“Telah menceritakan kepada kami Zaid telah bercerita kepadaku Husain telah bercerita kepadaku Abdullah bin Buraidah berkata: Aku mendengar Buraidah berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dalam diri manusia ada tiga ratus enam puluh persendian, ia berkewajiban mensedekahi setiap persendian dengan satu sedekah." Mereka berkata: Siapa yang mampu melakukannya wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " (Yang diistilahkan sedekah itu bisa jadi karena) dahak dimasjid yang kau timbun atau gangguan yang kau singkirkan dari jalan, bila kau tidak mampu, lakukan dua rakaat dluhaa, itu mencukupimu."

3.      Imam Ahmad Bin Hanbal 21959

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ شَقِيقٍ أَخْبَرَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ وَاقِدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْإِنْسَانِ ثَلَاثُ مِائَةٍ وَسِتُّونَ مَفْصِلًا فَعَلَيْهِ أَنْ يَتَصَدَّقَ عَنْ كُلِّ مَفْصِلٍ فِي كُلِّ يَوْمٍ بِصَدَقَةٍ قَالُوا وَمَنْ يُطِيقُ ذَلِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ النُّخَاعَةُ تَرَاهَا فِي الْمَسْجِدِ فَتَدْفِنُهَا أَوْ الشَّيْءُ تُنَحِّيهِ عَنْ الطَّرِيقِ فَإِنْ لَمْ تَقْدِرْ فَرَكْعَتَا الضُّحَى تُجْزِئُكَ


Telah menceritakan kepada kami 'Ali bin Al Husain bin Syaqiq telah mengabarkan kepada kami Al Husain bin Waqid telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Buraidah dari ayahnya berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Dalam diri manusia ada tiga ratus enam puluh persendian, ia berkewajiban mensedekahi setiap persendian dengan satu sedekah." Mereka bertanya: Siapa yang mampu melakukannya wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Telah dihitung sedekah bila (dahak dimasjid kau pendam dan gangguan kau singkirkan dari jalan, bila kau tidak mampu, maka dua rakaat dluhaa mencukupimu."

b.      Kualitas Perawi Hadis[1]

1.      ‘Aisyah
Nama lengkapnya ialah Aisyah binti Abdullah bin Utsman bin ‘Amir bin ‘Amru bin Ka’ab bin Sa’id, dikenal dengan nama ‘Aisyah binti Abu Bakar As-Shiddiq, dijuluki sebagai Ummu al-Mukminin, kunniyahnya adalah Ummu Abdullah , dan wafat pada tahun 57 H
Diantara guru-gurunya ialah Anas bin Malik, Harist bin Hasyim, dah  Asyad bin Hidir al-Shaly. Sedang murid-muridnya ialah Aminah al-Qaisiyah, Abu Bardah bin Qaisy, dan Abdullah bin Farrukh
Penilayan ulama terhadap ‘Aisyah, istri Rasulullah SAW.
2.      Abdullah bin Farrukh
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Farrukh, dikenal dengan Abdullah bin Farrukh al-Taymi, semasa hidupnya ia tinggal di Syam dan Madinah, dan tidak ditemukan tahun lahir dan wafatnya.
Diantara guru-gurunya ialah ‘Aisyah binti Abu Bakar, Abu Hurayrah, dan Abdullah bin Abbas. Sedang murid-muridnya ialah Ibrahim bin Farrukh, Thalhah bin Yahya, dan Mamthur al-Aswad.
Penilaian ulama terhadap Abdullah bin Farrukh sebagai berikut: Ahmad bin Abdullah al-‘Ajli mengatakan bahwa ia Tsiqah, Ibnu Hajar al-Asqalani mengatakan Tsiqah, dan al-Bukhari mengatakan bahwa ia disebutkan dalam Tarikh al-Kabir dan mendengar langsung dari ‘Aisyah.
3.      Aba Salam
Nama lengkapnya ialah Mamthur, dikenal dengan nama Mamthur al-Aswad al-Haisy, julukannya adalah al-Aswad, kunniyahnya adalah Abu Salam, semasa hidupnya ia tinggal di Dimasyqa, dan tidak disebutkan tahun lahir dan wafatnya.
Diantara guru-gurunya ialah   Abu Shaleh al-‘Asy’ary, Abu Malik al-‘Asy’ary, dan Abdullah bin Farrukh. Sedang murid-muridnya ialah Abu Yadzid al-Madani, Abu Bakar bin Abi Maryam, dan Zaid bin Salam.
Penilaian ulama terhadap Aba Salam sebagai berikut: Abu Hatim mengatakan bahwa ia disebutkan sebagai Tsiqah, Ahmad bin Abdullah mengatakan ia Tsiqah, dan al-Darqathni mengatakan Tsiqah.
4.      Zaid
Nama lengkapnya ialah Zaid bin Salam bin Mamthur, dikenal dengan nama Zaid bin Salam al-Haisy. Semasa hidupnya ia tinggal Yamamah dan Dimasyqa, dan tidak ditemukan tahun lahir dan wafatnya
Diantara guru-guruny ialah Abu Malik al-‘Asy’ary, al-Aswad bin Hilal, dan Mamthur al-Aswad. Sedang murid-muridnya ialah al-Rabi’ bin Naqi’, Mu’awiyah bin Salam, dan Yahya bin Abi Katsir
Penilaian ulama terhadap Zaid sebagai berikut: Abu Zar’ah al-Dimasyqi mengatakan bahwa ia Tsiqah, Ahmad bin Syuaib mengatakan bahwa ia Tsiqah,  dan Ahmad bin Abdullah mengatakan la ba’tsa bih.
5.      Mu’awiyah bin Salam
Nama lengkapnya ialah Mu’awiyah bin Salam bin Mamthur, dikenal dengan nama Mu’awiyah bin Salam al-Haisy, ia dijuliki sebagai Ibnu Abi Salam, kunniyahnya ialah Abu Salam. Semasa hidupnya ia tinggal di Dimasyqa dan Syam, lahir pada tahun 100 H dan wafat pada Tahun 170 H.
Diantara guru-gurunya ialah Zaid bin Aslam, Khalid bin Zaid, dan Zaid bin Salam al-Haisy. Sedang murid-muridnya ialah Hasan bin Basyar, Abdul ‘A’la bin Mashur, dan al-Rabi’ bin Nafi’.
Penilaian ulama terhadap Mu’awiyah bin salam sebagai berikut: Abu dzar’ah al-Dimasyqy, Ahmad bin Hambal dan Ahmad bin Syuaib secara kompak mengatakan bahwa ia Tsiqah,
6.      Abu Taubah
Nama lengkapnya adalah Rabi’ bin Nafi’, dikenal dengan nama Rabi’ bin Nafi’ al-Halby, kunniyahnya adalah Abu Taubah. Semasa hidupnya ia tinggal di Halb dan Tharsus. Tidak ditemukan tahun lahirnya sedang ia wafatnya pada tahun 221 H.
Diantara guru-gurunya ialah Usamah bin Zaid, Ibrahim bin sa’id, dan Mu’awiyah bin Salam, sedang murid-muridnya ialah Ahmad bin Abi Hawary, Ahmad bin Hambal, dan Abu Hatim al-Razi.
Penilaian ulama terhadap Abu Taubah sebagai berikut: Abu HAtim al-Razi mengatakan bahwa ia Tsiqah Shaduq, Ahmad bin Hambal mengatakan bahwa ia “tidak mengajarkan sesuatu kesuali kebaikan’’, dan al-Dzihabi mengatakan bahwa ia Tsiqah.
7.      Abu Hatim al-Razi
Nama lengkapnya ialah Muhammad bin Idris bin Mindar bin Daud bin Mihran, dikenal dengan nama Muhammad bin Idris al-Handhali, kunniyahnyaadalah Abu Hatim. Semasa hidupnya ia tinggal di al-Ry, tidak ditemukan tahun lahirnya sedang tahun wafatnya 275 H.
Diantara guru-gurunya ialah Adam bin Aby Iyas, Abu ‘Awwan al-Ziyadi, dan al-Rabi’ bin Nafi’.  Sedang murid-muridnya ialah Ahmad bin Ma’la al-Asady, Ahmad bin Hambal, dan al-Husen bin Hasan al-Nahwi.
Diantaraa penilaian ulama terhadap Abu Hatim al-Razi: Abu Hatim bin Hibban, Ahmad bin Suaib dan Musallamah bin al-Qasim secara kompak mengatakan bahwa ia Tsiqah,
8.      Hasan bin Ali al-Hulwani
Nama lengkapnya ialah Hasan bin ‘Ali bin Muhammad, dikenal dengan nama hasan bin ‘Ali al-Handali, kunniyahnya adalah Abu ‘Ali. Semasa hidupnya ia tinggal di Makkah dan beberapa daerah disekitarnya, tidak ditemukan tahun lahirnya, akan tetapi ia wafat pada tahun 242 H 
Diantara guru-gurunya ialah Ahmad bin Shaleh al-Mishry, Abu Hatim al-Razi, dan Azhar bin Sa’id. Sedang murid-muridnya ialah Husain bin Muhammad al-‘Ahdi, Abdullah bin Abdul Rahman, dan Muslim bin Hajjaj
Diantara penilaian ulama terhadap Hasan bin ‘Ali sebagai berikut: Abu hatim al-Razi mengatakan Shaduq, Abu isya al-Tirmidi mengatakan bahwa ia seorang Hafidz, dan Ahmad bin Syuaib mengatakan bahwa ia Tsiqah.

c.       Analisis Hadits
Melihat analisa sanad hadis di atas, dapat dilihat bahwa seluruh periwayat hadis dalam sanad Muslim di atas bersifat Tsiqah dan sanadnya bersambung dari sumber hadis yakni Nabi Muhammad Saw sampai kepada periwayat terakhir Muslim yang sekaligus sebagai Mukharrij hadis. Hal ini berarti sanad hadis yang diteliti, sanad tentang “360 sendi dalam diri manusia” yang diriwayatkan oleh Muslim berkualitas  sahih al-Asnad.

C.    Tinjauan Sains terhadap tema Hadits
Allah sengaja membuatnya demikian untuk membedakan manusia dari makhluk-makhluk yang lain. Allah menyusun kerangka itu dari sejumlah tulang besar, kecil, dan tulang rawan. Setiap dua tulang dia sela-selai dengan sendi yang membuat sejumlah besar tulang ini mampu melindungi bagian-bagian tubuh manusia yang lentur dan menyokongnya. Dalam waktu yang sama, Allah juga memberinya kadar fleksibilitas gerak sehingga manusia dapat leluasa berdiri, duduk, berbaring, membungkuk, bergoyang, merentangkan tangan, menggenggam, dan gerakan-gerakan lain yang memungkinkan manusia untuk melakukan berbagai kecakapan.Hal yang mencengangkan dalam hadist ini adalah kemampuan Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk menyebutkan jumlah sendi tubuh manusia dengan tepat (360 sendi) pada masa ketika tidak mungkin seseorangpun menguasai ilmu yang paling mudah untuk menerangkan tubuh manusia atau pengetahuan dasar tentang jumlah tulang dalam kerangka manusia, juga jumlah sendi-sendi di dalamnya. Hadis ini diucapkan 1400 tahun yang lalu dalam lingkungan yang tidak memahami ilmu pengetahuan dan penelitian.Hadist ini dilontarkan pada awal abad ke-7, sementara kita sekarang ini berada di awal abad ke-21, dan masih banyak bahkan sebagian besar manusia modern tidak mengetahui jumlah sendi di dalam tubuh manusia. Sejumlah profesor ahli kedokteran dan bedah tulang pada awal abad ke-21 pun tidak mengetahui secara pasti jumlah tulang maupun sendi di dalam tubuh manusia.[2]
Kami telah mencoba mengkonfirmasikan hal ini kepada sebagian besar profesor ahli ini, namun jawaban mereka berkisar antara 200-300 tulang dan antara 100-300 sendi. Demikian juga sejumlah besar ensiklopedia dunia, yang terang-terangan menghindar untuk menentukan secara definitif jumlah tulang dan sendidalam kerangka manusia dan hanya menjelaskan secara global, sebagaimana yang dilakukan Ensiklopedia Britanica yang mengelompokkan tulang dan sendi kerangka manusia dalam tiga kelompok tanpa merincinya:[3]
Rangka poras, terdiri dari tulang belakang dan tulang tengkorak.Rangka dalam, terdiri dari tulang rongga dada, tulang rahang bawah, dan sebagian tulang rahang atas.Rangka ujung (pinggir), terdiri dari tulang duduk, seprangkat tulang bahu, jaringan tulang, dan tulang rawan ujung.Encyclopedia Hantcinson yang terbit tahun 1995 menyebutkan bahwa jumlah tulang dalam kerangka tubuh manusia hanya ada 206 saja.Namun Dr. Hamid Ahmad Hamid menyebutkan dalam bukunya yang berjudul Rihlah Al-Iman fi Jism Al-Insan bahwa jumlah sendi dalam tubuh manusia sekitar 360 sendi sebagaimana yang ditetapkan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam 1400 tahun yang lalu.Dr. Hamid kemudian menjelaskan jumlah ini secara rinci sebagai berikut:[4]
o   Pertama, Tulang belakang memiliki 147 sendi:
25 sendi antar  tulang belakang
72 sendi antara tulang belakang dan tulang rusuk
50 sendi antar tulang belakang pada jalan makanan samping
o   Kedua, Dada memiliki 24 sendi:
2 sendi antara tulang dada dan rongga dada
18 sendi antara tulang dada dan kepala
2 sendi antara tulang selangka dan belikat
2 sendi antara belikat dan tulang batang dada
o   Ketiga, Bagian atas tubuh, memiliki 86 sendi:
2 sendi antara tulang bahu
6 sendi antara tulang siku
8 sendi antara tulang pergelangan tangan
70 sendi antara tulang-tulang tangan
o   Keempat, Bagian bawah tubuh, memiliki 92 sendi:
2 sendi tulang paha
6 sendi antara tulang-tulang dua lutut
6 sendi antara pergelangan kaki
74 sendi antara tulang-tulang telapak kaki
4 sendi antara tulang lutut
o   Kelima, Daerah sekitar perut, memiliki 11 sendi:
4 sendi antara tulang ekor
6 sendi antara tulang pinggul
1 sendi antara sambungan tulang kemaluan
Jadi Jumlah keseluruhan adalah: 147+24+86++92+11= 360. Sendi-sendi yang bergerak di dalam tubuh manusia dan memberikan kemampuan pada krangka manusia dan selanjutnya tubuh manusia untuk bergerak dengan fleksibilitas tinggi inilah yang dimaksud dengan ungkapan Al-Sulama. Sedangkan sendi-sendi tetap, seperti yang berada pada tulang tengkorak, tidak masuk dalam hitungan Al-Sulama sebagai persendian yang memberikan keleluasaan gerak pada tulang. Al-sulama disebut juga dengan istilah “persendian gerak” (Al-Mafasil Az-Zaliliyyah), karena mengandung cairan pelumas yang membantu penggelinciran tulang sehingga tidak mungkin terjadi tubrukan satu tulang dengan tulang yang lain. Dan cairan ini disebut “cairan penggerak” (Al-Saail Al-Zalily). Kerangka tubuh manusia terdiri dari kumpulan tulang yang menyangga tubuhnya, dan memberinya bentuk, sekaligus melindungi alat-alat dan bagian-bagiannya yang lunak dan sensitif,  juga menyediakan permukaan yang kokoh yang menjadikan landasan urat. Tanpa persendian yang telah disiapkan Allah agar sebagian besar tulang rangka manusia yang keras dapat bergerak, tentu manusia akan menderita banyak kesakitan, dan menghadapi berbagai macam persoalan dan beragam kesulitan.Dari sinilah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam berwasiat kepada manusia untuk bersyukur kepada Allah setiap hari sesuai dengan (bersedekah) minimal sejumlah sendi di tubuhnya jika memang tidak dapat melakukan lebih banyak lagi. Ketika manusia melakukan zikir, syukur, dan sedekah maka sesungguhnya dia tidak akan mampu memenuhi syukur kepada Allah walau untuk satu sendi dari 360 sendi yang telah diciptakan Allah di dalam tubuhnya.















PENUTUP

Berdasarkan penelitian di atas, kerangka tubuh manusia terdiri dari kumpulan tulang yang menyangga tubuhnya, dan memberinya bentuk, sekaligus melindungi alat-alat dan bagian-bagiannya yang lunak dan sensitif,  juga menyediakan permukaan yang kokoh yang menjadikan landasan urat. Tanpa persendian yang telah disiapkan Allah agar sebagian besar tulang rangka manusia yang keras dapat bergerak, tentu manusia akan menderita banyak kesakitan, dan menghadapi berbaga macam persoalan dan beragam kesulitan. Dengan demikian jelas bahwa Hadis yang pernah disabdakan nabi Muhammad Saw sesuai dengan fakta sains yang berkembang dan merupakan bukti kebenaran islam yang ditegaskan oleh waktu.














DAFTAR PUSTAKA

An- Najjar, Dr. Zaghlul. PEMBUKTIAN SAINS Dalam SUNNAH. Amzah ,Jakarta, 2006 
Software Lidwa Pusaka “Kitab 9 Imam”
Software Gawamik al-Kalem V4.5





[1] Sofwer Gawamik al-Kalim
[2] Dr. Zaghlul An- Najjar, PEMBUKTIAN SAINS DALAM SUNAH Buku  2,  Jakarta : Amzah 2006. Hlm. 5
[3] Lihat Dr. Zaghlul An- NajjarHlm. 6
[4] Lihat Dr. Zaghlul An- Najjar  Hlm. 7

Comments

Popular posts from this blog

contoh hasil penelitian ilmu rijal al-hadis

Makalah Ulumul Qur'an | Dlomir, Tadzkir, Dan Ta'nits

kitab sunan an-nasa'i bi syarhi as-suyuty