360 sendi dalam diri manusia
PENDAHULUAN
Allah telah menjadikan agama Islam sebagai ujian bagi seluruh manusia
untuk memisahkan antara orang yang bertakwa dengan orang yang ingkar.
Diletakkan-Nya bukti-bukti yang nyata atas kebenaran Islam yang tidak terkikis
waktu dan tidak akan bertentangan dengan kebenaran yang sejati. Sekalipun
pembuktian tersebut datang dari dalam jasad manusia sendiri. Allah
tunjukan kebenaran Islam yang melintasi ruang dan waktu melalui lisan Nabi-Nya
yang salah satunya menjelaskan jumlah sendi manusia. Melalui makalah singkat
ini akan kita bahas kebenaran Islam yang bersumber dari wahyu melalui perantara
sabda Nabi Muhammad tentang jumlah sendi dalam tubuh manusia serta
pembuktiannya dari sisi sains moderen.
PEMBAHASAN
A.
Teks Hadits Dan Makna Mufradat
حَدَّثَنَا حَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ الْحُلْوَانِيُّ حَدَّثَنَا أَبُو
تَوْبَةَ الرَّبِيعُ بْنُ نَافِعٍ حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ يَعْنِي ابْنَ سَلَّامٍ
عَنْ زَيْدٍ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا سَلَّامٍ يَقُولُ حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ
بْنُ فَرُّوخَ أَنَّهُ سَمِعَ عَائِشَةَ تَقُولُ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّهُ خُلِقَ كُلُّ إِنْسَانٍ مِنْ بَنِي آدَمَ
عَلَى سِتِّينَ وَثَلَاثِ مِائَةِ مَفْصِلٍ فَمَنْ كَبَّرَ اللَّهَ وَحَمِدَ
اللَّهَ وَهَلَّلَ اللَّهَ وَسَبَّحَ اللَّهَ وَاسْتَغْفَرَ اللَّهَ وَعَزَلَ حَجَرًا
عَنْ طَرِيقِ النَّاسِ أَوْ شَوْكَةً أَوْ عَظْمًا عَنْ طَرِيقِ النَّاسِ وَأَمَرَ
بِمَعْرُوفٍ أَوْ نَهَى عَنْ مُنْكَرٍ عَدَدَ تِلْكَ السِّتِّينَ وَالثَّلَاثِ
مِائَةِ السُّلَامَى فَإِنَّهُ يَمْشِي يَوْمَئِذٍ وَقَدْ زَحْزَحَ نَفْسَهُ عَنْ
النَّارِ قَالَ أَبُو تَوْبَةَ وَرُبَّمَا قَالَ يُمْسِي و حَدَّثَنَا عَبْدُ
اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الدَّارِمِيُّ أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ حَسَّانَ
حَدَّثَنِي مُعَاوِيَةُ أَخْبَرَنِي أَخِي زَيْدٌ بِهَذَا الْإِسْنَادِ مِثْلَهُ
غَيْرَ أَنَّهُ قَالَ أَوْ أَمَرَ بِمَعْرُوفٍ وَقَالَ فَإِنَّهُ يُمْسِي
يَوْمَئِذٍ و حَدَّثَنِي أَبُو بَكْرِ بْنُ نَافِعٍ الْعَبْدِيُّ حَدَّثَنَا
يَحْيَى بْنُ كَثِيرٍ حَدَّثَنَا عَلِيٌّ يَعْنِي ابْنَ الْمُبَارَكِ حَدَّثَنَا
يَحْيَى عَنْ زَيْدِ بْنِ سَلَّامٍ عَنْ جَدِّهِ أَبِي سَلَّامٍ قَالَ حَدَّثَنِي
عَبْدُ اللَّهِ بْنُ فَرُّوخَ أَنَّهُ سَمِعَ عَائِشَةَ تَقُولُ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خُلِقَ كُلُّ إِنْسَانٍ بِنَحْوِ حَدِيثِ
مُعَاوِيَةَ عَنْ زَيْدٍ وَقَالَ فَإِنَّهُ يَمْشِي يَوْمَئِذٍ
“Telah
menceritakan kepada kami Hasan bin Ali Al Hulwani Telah menceritakan kepada kami
Abu Taubah Ar Rabi' bin Nafi' Telah menceritakan kepada kami Mu'awiyah bin
Sallam dari Zaid, bahwa ia mendengar Abu Sallam berkata, Abdullah bin Farrukh
berkata kepadaku bahwa ia mendengar 'Aisyah berkata; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam pernah bersabda: "Sesungguhnya setiap manusia dari anak cucu
Adam terlahir dengan tiga ratus enam puluh rangkaian persendian, maka
barangsiapa yang bertakbir, bertahmid, bertahlil, bertasbih serta memohon ampun Allah,
menyingkirkan bebatuan, duri-durian atau tulang belulang dari jalan yang biasa
dilewati manusia, serta menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar
adalah sebanding dengan tiga ratus enam puluh jumlah persendian, sungguh pada
hari itu ia
akan berjalan sedang ia telah menjauhkan dirinya dari adzab api neraka."
Abu Taubah berkata; atau mungkin juga ia mengatakan; "YUMSI (jika berada
di waktu
sore)." Abdullah bin Abdurrahman al-Darimi menceritakan kepada kami, Yahya
bin Hassan mengkabarkan kepada kami, Mu'awiyah berkata kepadaku, saudaraku Zaid
mengkabarkan kepadaku dengan sanad yang sama, akan tetapi ia mengatakan: atau
menyuruh pada yang ma'ruf, dan ia mengatakan: pada hari itu ia akan berada di
waktu sore. Abu Bakar bin Nafi' Al Abdi berkata kepadaku, Yahya bin Katsir
berkata kepada kami, Ali yakni Ibnu Al Mubarak berkata kepada kami, Yahya
berkata kepada kami dari Zaid bin Sallam, dari kakeknya Abu Sallam, ia berkata:
Abdullah bin Farrukh berkata kepadaku bahwa ia mendengar 'Aisyah berkata:
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Setiap manusia dari
anak cucu Adam…" sama seperti hadits Mu'awiyah dari Zaid. Ia berkata:
Sungguh pada
hari itu ia akan berjalan…". (H.R Muslim)
Makna Mufradat
مَفْصِلٍ = Persendian شَوْكَةً
= Duri عَظْمًا =
Tulang السُّلَامَى = Tulang jari dan
seluruh telapak
tangan. Kadang-kadang kata ini dipergunakan untuk menyebut seluruh tulang dalam
tubuh dan persendiannya.
B. Takhrij, Kualitas, dan Analisi Hadist
a. Takhrij Hadist
Setelah dilakukan takhrij al-hadis tentang
Hadits mengenai “360 sendi
dalam diri manusia” setidaknya ditemukan masing-masing lima dalam kitab
hadits dari kutub at Tis`a, dengan menggunakan hadis diatas maupun yang
semakna yaitu ada 4. Dengan rincian sebagai berikut
·
Kitab Shaheh Muslim ditemukan 1 Hadist 1675
·
Kitab Sunan
Abu Dawud ditemukan 1 Hadist no 4563
·
Kitab Shahih
Ibnu Hibban ditemukan 2 Hadist no 21920 dan 21959
Untuk memberikan gambaran bandingan tentang skema sanad Muslim,
berikut ini dikemukan kutipan riwayat hadis yang semakna yang diriwayatkan oleh
Sunan Abu Daud dan Shaheh Ibn Hibban
.
1.
Abu Daud Nomor 4563
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْمَرْوَزِيُّ
قَالَ حَدَّثَنِي عَلِيُّ بْنُ حُسَيْنٍ قَالَ حَدَّثَنِي أَبِي قَالَ حَدَّثَنِي
عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بُرَيْدَةَ قَالَ سَمِعْتُ أَبِي بُرَيْدَةَ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ فِي الْإِنْسَانِ ثَلَاثُ مِائَةٍ
وَسِتُّونَ مَفْصِلًا فَعَلَيْهِ أَنْ يَتَصَدَّقَ عَنْ كُلِّ مَفْصِلٍ مِنْهُ
بِصَدَقَةٍ قَالُوا وَمَنْ يُطِيقُ ذَلِكَ يَا نَبِيَّ اللَّهِ قَالَ النُّخَاعَةُ
فِي الْمَسْجِدِ تَدْفِنُهَا وَالشَّيْءُ تُنَحِّيهِ عَنْ الطَّرِيقِ فَإِنْ لَمْ
تَجِدْ فَرَكْعَتَا الضُّحَى تُجْزِئُكَ
“Telah
menceritakan kepada kami Ahmad bin Muhammad Al Marwazi ia berkata; telah
menceritakan kepadaku Ali bin Husain ia berkata; telah menceritakan kepadaku
Bapakku ia berkata; telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Buridah ia
berkata, "Aku mendengar Abu Buraidah berkata, "Aku mendengar
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pada diri manusia itu
terdapat tiga ratus enam puluh
persendian, maka hendaklah ia memberi sedekah untuk setiap persendiannya
tersebut." Para sahabat berkata, "Wahai Nabi Allah, siapa yang akan
mampu melakukannya!" beliau bersabda: "Mengubur ludah dalam masjid
atau sesuatu yang engkau buang dari jalan (adalah sedekah), jika tidak
mendapatinya maka dua rakaat dhuha sudah cukup bagimu."
2.
Imam Ahmad Bin Hanbal 21920
حَدَّثَنَا
زَيْدٌ حَدَّثَنِي حُسَيْنٌ حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بُرَيْدَةَ قَالَ
سَمِعْتُ أَبِي بُرَيْدَةَ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ فِي الْإِنْسَانِ سِتُّونَ
وَثَلَاثُ مِائَةِ مَفْصِلٍ فَعَلَيْهِ أَنْ يَتَصَدَّقَ عَنْ كُلِّ مَفْصِلٍ
مِنْهَا صَدَقَةً قَالُوا فَمَنْ الَّذِي يُطِيقُ ذَلِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ
النُّخَاعَةُ فِي الْمَسْجِدِ تَدْفِنُهَا أَوْ الشَّيْءُ تُنَحِّيهِ عَنْ
الطَّرِيقِ فَإِنْ لَمْ تَقْدِرْ فَرَكْعَتَا الضُّحَى تُجْزِئُ عَنْكَ
“Telah
menceritakan kepada kami Zaid telah bercerita kepadaku Husain telah bercerita kepadaku
Abdullah bin Buraidah berkata: Aku mendengar Buraidah berkata: Aku mendengar
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dalam diri manusia ada
tiga ratus enam puluh persendian, ia berkewajiban mensedekahi setiap persendian
dengan satu sedekah." Mereka berkata: Siapa yang mampu melakukannya wahai
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: " (Yang diistilahkan sedekah itu bisa jadi karena)
dahak dimasjid yang kau timbun atau gangguan yang kau singkirkan dari jalan,
bila kau tidak mampu, lakukan dua rakaat dluhaa, itu mencukupimu."
3. Imam Ahmad Bin Hanbal 21959
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ شَقِيقٍ
أَخْبَرَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ وَاقِدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بُرَيْدَةَ
عَنْ أَبِيهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْإِنْسَانِ ثَلَاثُ
مِائَةٍ وَسِتُّونَ مَفْصِلًا فَعَلَيْهِ أَنْ يَتَصَدَّقَ عَنْ كُلِّ مَفْصِلٍ
فِي كُلِّ يَوْمٍ بِصَدَقَةٍ قَالُوا وَمَنْ يُطِيقُ ذَلِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ
قَالَ النُّخَاعَةُ تَرَاهَا فِي الْمَسْجِدِ فَتَدْفِنُهَا أَوْ الشَّيْءُ
تُنَحِّيهِ عَنْ الطَّرِيقِ فَإِنْ لَمْ تَقْدِرْ فَرَكْعَتَا الضُّحَى
تُجْزِئُكَ
Telah
menceritakan kepada kami 'Ali bin Al Husain bin Syaqiq telah mengabarkan kepada
kami Al Husain bin Waqid telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Buraidah
dari ayahnya berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "
Dalam diri manusia ada tiga ratus enam puluh persendian, ia berkewajiban mensedekahi
setiap persendian dengan satu sedekah." Mereka bertanya: Siapa yang mampu
melakukannya wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: " Telah dihitung sedekah bila (dahak dimasjid
kau pendam dan gangguan kau singkirkan dari jalan, bila kau tidak mampu, maka
dua rakaat dluhaa mencukupimu."
b.
Kualitas Perawi Hadis[1]
1. ‘Aisyah
Nama lengkapnya ialah Aisyah binti Abdullah bin Utsman bin ‘Amir bin ‘Amru bin Ka’ab bin
Sa’id, dikenal dengan nama ‘Aisyah binti Abu Bakar As-Shiddiq, dijuluki sebagai
Ummu al-Mukminin, kunniyahnya adalah Ummu Abdullah , dan wafat
pada tahun 57 H
Diantara guru-gurunya ialah Anas bin Malik, Harist bin Hasyim, dah Asyad bin Hidir al-Shaly. Sedang
murid-muridnya ialah Aminah al-Qaisiyah, Abu Bardah bin Qaisy, dan Abdullah
bin Farrukh
Penilayan ulama terhadap ‘Aisyah, istri Rasulullah SAW.
2. Abdullah bin Farrukh
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Farrukh, dikenal dengan Abdullah bin
Farrukh al-Taymi, semasa hidupnya ia tinggal di Syam dan Madinah, dan tidak
ditemukan tahun lahir dan wafatnya.
Diantara guru-gurunya ialah ‘Aisyah binti Abu Bakar, Abu
Hurayrah, dan Abdullah bin Abbas. Sedang murid-muridnya ialah Ibrahim bin
Farrukh, Thalhah bin Yahya, dan Mamthur al-Aswad.
Penilaian ulama terhadap Abdullah bin Farrukh sebagai berikut: Ahmad bin
Abdullah al-‘Ajli mengatakan bahwa ia Tsiqah, Ibnu Hajar al-Asqalani
mengatakan Tsiqah, dan al-Bukhari mengatakan bahwa ia disebutkan dalam Tarikh
al-Kabir dan mendengar langsung dari ‘Aisyah.
3. Aba Salam
Nama lengkapnya ialah
Mamthur, dikenal dengan nama Mamthur al-Aswad al-Haisy, julukannya adalah al-Aswad,
kunniyahnya adalah Abu Salam, semasa hidupnya ia tinggal di Dimasyqa, dan tidak
disebutkan tahun lahir dan wafatnya.
Diantara guru-gurunya
ialah Abu Shaleh al-‘Asy’ary, Abu Malik al-‘Asy’ary,
dan Abdullah bin Farrukh. Sedang murid-muridnya ialah Abu Yadzid
al-Madani, Abu Bakar bin Abi Maryam, dan Zaid bin Salam.
Penilaian ulama
terhadap Aba Salam sebagai berikut: Abu Hatim mengatakan bahwa ia disebutkan
sebagai Tsiqah, Ahmad bin Abdullah mengatakan ia Tsiqah, dan
al-Darqathni mengatakan Tsiqah.
4. Zaid
Nama lengkapnya ialah
Zaid bin Salam bin Mamthur, dikenal dengan nama Zaid bin Salam al-Haisy. Semasa
hidupnya ia tinggal Yamamah dan Dimasyqa, dan tidak ditemukan tahun lahir dan
wafatnya
Diantara guru-guruny
ialah Abu Malik al-‘Asy’ary, al-Aswad bin Hilal, dan Mamthur al-Aswad. Sedang
murid-muridnya ialah al-Rabi’ bin Naqi’, Mu’awiyah bin Salam, dan Yahya
bin Abi Katsir
Penilaian ulama
terhadap Zaid sebagai berikut: Abu Zar’ah al-Dimasyqi mengatakan bahwa ia Tsiqah,
Ahmad bin Syuaib mengatakan bahwa ia Tsiqah, dan Ahmad bin Abdullah mengatakan la ba’tsa
bih.
5. Mu’awiyah bin Salam
Nama lengkapnya ialah
Mu’awiyah bin Salam bin Mamthur, dikenal dengan nama Mu’awiyah bin Salam
al-Haisy, ia dijuliki sebagai Ibnu Abi Salam, kunniyahnya ialah Abu Salam.
Semasa hidupnya ia tinggal di Dimasyqa dan Syam, lahir pada tahun 100 H dan
wafat pada Tahun 170 H.
Diantara guru-gurunya
ialah Zaid bin Aslam, Khalid bin Zaid, dan Zaid bin Salam al-Haisy.
Sedang murid-muridnya ialah Hasan bin Basyar, Abdul ‘A’la bin Mashur, dan al-Rabi’
bin Nafi’.
Penilaian ulama terhadap
Mu’awiyah bin salam sebagai berikut: Abu dzar’ah al-Dimasyqy, Ahmad bin Hambal
dan Ahmad bin Syuaib secara kompak mengatakan bahwa ia Tsiqah,
6. Abu Taubah
Nama lengkapnya adalah Rabi’ bin Nafi’, dikenal dengan nama Rabi’ bin
Nafi’ al-Halby, kunniyahnya adalah Abu Taubah. Semasa hidupnya ia tinggal di
Halb dan Tharsus. Tidak ditemukan tahun lahirnya sedang ia wafatnya pada tahun
221 H.
Diantara guru-gurunya ialah Usamah bin Zaid, Ibrahim bin sa’id, dan Mu’awiyah
bin Salam, sedang murid-muridnya ialah Ahmad bin Abi Hawary, Ahmad bin
Hambal, dan Abu Hatim al-Razi.
Penilaian ulama terhadap Abu Taubah sebagai berikut: Abu HAtim al-Razi
mengatakan bahwa ia Tsiqah Shaduq, Ahmad bin Hambal mengatakan bahwa ia
“tidak mengajarkan sesuatu kesuali kebaikan’’, dan al-Dzihabi mengatakan bahwa
ia Tsiqah.
7. Abu Hatim al-Razi
Nama lengkapnya ialah Muhammad bin Idris bin Mindar bin Daud bin Mihran,
dikenal dengan nama Muhammad bin Idris al-Handhali, kunniyahnyaadalah Abu
Hatim. Semasa hidupnya ia tinggal di al-Ry, tidak ditemukan tahun lahirnya
sedang tahun wafatnya 275 H.
Diantara guru-gurunya ialah Adam bin Aby Iyas, Abu ‘Awwan al-Ziyadi, dan
al-Rabi’ bin Nafi’. Sedang
murid-muridnya ialah Ahmad bin Ma’la al-Asady, Ahmad bin Hambal, dan al-Husen
bin Hasan al-Nahwi.
Diantaraa penilaian ulama terhadap Abu Hatim al-Razi: Abu Hatim bin
Hibban, Ahmad bin Suaib dan Musallamah bin al-Qasim secara kompak mengatakan
bahwa ia Tsiqah,
8. Hasan bin Ali al-Hulwani
Nama lengkapnya ialah Hasan bin ‘Ali bin Muhammad, dikenal dengan nama
hasan bin ‘Ali al-Handali, kunniyahnya adalah Abu ‘Ali. Semasa hidupnya ia
tinggal di Makkah dan beberapa daerah disekitarnya, tidak ditemukan tahun
lahirnya, akan tetapi ia wafat pada tahun 242 H
Diantara guru-gurunya ialah Ahmad bin Shaleh al-Mishry, Abu Hatim
al-Razi, dan Azhar bin Sa’id. Sedang murid-muridnya ialah Husain bin
Muhammad al-‘Ahdi, Abdullah bin Abdul Rahman, dan Muslim bin Hajjaj
Diantara penilaian ulama terhadap Hasan bin ‘Ali sebagai berikut: Abu
hatim al-Razi mengatakan Shaduq, Abu isya al-Tirmidi mengatakan bahwa ia
seorang Hafidz, dan Ahmad bin Syuaib mengatakan bahwa ia Tsiqah.
c.
Analisis Hadits
Melihat
analisa sanad hadis di atas, dapat dilihat bahwa seluruh periwayat hadis dalam
sanad Muslim di atas bersifat Tsiqah dan sanadnya bersambung dari sumber
hadis yakni Nabi Muhammad Saw sampai kepada periwayat terakhir Muslim yang
sekaligus sebagai Mukharrij hadis. Hal ini berarti sanad hadis yang
diteliti, sanad tentang “360 sendi dalam diri manusia” yang diriwayatkan oleh Muslim
berkualitas sahih al-Asnad.
C.
Tinjauan Sains terhadap tema Hadits
Allah
sengaja membuatnya demikian untuk membedakan manusia dari makhluk-makhluk yang
lain. Allah menyusun kerangka itu dari sejumlah tulang besar, kecil, dan
tulang rawan. Setiap dua tulang dia sela-selai dengan sendi yang membuat
sejumlah besar tulang ini mampu melindungi bagian-bagian tubuh manusia yang lentur
dan menyokongnya. Dalam waktu yang sama, Allah juga memberinya kadar
fleksibilitas gerak sehingga manusia dapat leluasa berdiri, duduk, berbaring, membungkuk,
bergoyang, merentangkan tangan, menggenggam, dan gerakan-gerakan lain yang
memungkinkan manusia untuk melakukan berbagai kecakapan.Hal yang mencengangkan
dalam hadist ini adalah kemampuan Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk
menyebutkan jumlah sendi tubuh manusia dengan tepat (360 sendi) pada masa
ketika tidak mungkin seseorangpun menguasai ilmu yang paling mudah untuk
menerangkan tubuh manusia atau pengetahuan dasar tentang jumlah tulang dalam
kerangka manusia, juga jumlah sendi-sendi di dalamnya. Hadis ini diucapkan
1400 tahun yang lalu dalam lingkungan yang tidak memahami ilmu pengetahuan dan
penelitian.Hadist ini dilontarkan pada awal abad ke-7, sementara kita sekarang
ini berada di awal abad ke-21, dan masih banyak bahkan sebagian besar manusia
modern tidak mengetahui jumlah sendi di dalam tubuh manusia. Sejumlah profesor
ahli kedokteran dan bedah tulang pada awal abad ke-21 pun tidak mengetahui
secara pasti jumlah tulang maupun sendi di dalam tubuh manusia.[2]
Kami
telah mencoba mengkonfirmasikan hal ini kepada sebagian besar profesor ahli
ini, namun jawaban mereka berkisar antara 200-300 tulang dan antara 100-300 sendi. Demikian
juga sejumlah besar ensiklopedia dunia, yang terang-terangan menghindar untuk
menentukan secara definitif jumlah tulang dan sendidalam kerangka manusia
dan hanya menjelaskan secara global, sebagaimana yang dilakukan Ensiklopedia
Britanica yang mengelompokkan tulang dan sendi kerangka manusia dalam tiga
kelompok tanpa merincinya:[3]
Rangka
poras, terdiri dari tulang belakang dan tulang tengkorak.Rangka dalam, terdiri
dari tulang rongga dada, tulang rahang bawah, dan sebagian tulang rahang
atas.Rangka ujung (pinggir), terdiri dari tulang duduk, seprangkat tulang bahu,
jaringan tulang, dan tulang rawan ujung.Encyclopedia Hantcinson yang terbit
tahun 1995 menyebutkan bahwa jumlah tulang dalam kerangka tubuh manusia hanya
ada 206 saja.Namun Dr. Hamid Ahmad Hamid menyebutkan dalam bukunya yang
berjudul Rihlah Al-Iman fi Jism Al-Insan bahwa jumlah sendi dalam tubuh
manusia sekitar 360 sendi sebagaimana yang ditetapkan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi
wa Sallam 1400 tahun yang lalu.Dr. Hamid kemudian menjelaskan jumlah ini secara
rinci sebagai berikut:[4]
o
Pertama, Tulang
belakang memiliki 147 sendi:
25 sendi antar tulang belakang
72 sendi antara tulang belakang dan tulang rusuk
50 sendi antar tulang belakang pada jalan makanan samping
o
Kedua, Dada
memiliki 24 sendi:
2 sendi antara tulang dada dan rongga dada
18 sendi antara tulang dada dan kepala
2 sendi antara tulang selangka dan
belikat
2 sendi antara belikat dan tulang batang dada
o
Ketiga, Bagian
atas tubuh, memiliki 86 sendi:
2 sendi antara tulang bahu
6 sendi antara tulang siku
8 sendi antara tulang pergelangan tangan
70 sendi antara tulang-tulang tangan
o
Keempat, Bagian
bawah tubuh, memiliki 92 sendi:
2 sendi tulang paha
6 sendi antara tulang-tulang dua lutut
6 sendi antara pergelangan kaki
74 sendi antara tulang-tulang telapak kaki
4 sendi antara tulang lutut
o
Kelima, Daerah
sekitar perut, memiliki 11 sendi:
4 sendi antara tulang ekor
6 sendi antara tulang pinggul
1 sendi antara sambungan tulang kemaluan
Jadi Jumlah
keseluruhan adalah: 147+24+86++92+11= 360. Sendi-sendi
yang bergerak di dalam tubuh manusia dan memberikan kemampuan pada krangka
manusia dan selanjutnya tubuh manusia untuk bergerak dengan fleksibilitas tinggi inilah
yang dimaksud dengan ungkapan Al-Sulama. Sedangkan
sendi-sendi tetap, seperti yang berada pada tulang
tengkorak, tidak masuk dalam hitungan Al-Sulama sebagai
persendian yang memberikan keleluasaan gerak pada tulang. Al-sulama disebut
juga dengan istilah “persendian gerak” (Al-Mafasil Az-Zaliliyyah), karena
mengandung cairan pelumas yang membantu penggelinciran tulang sehingga tidak
mungkin terjadi tubrukan satu tulang dengan tulang yang lain. Dan cairan ini
disebut “cairan penggerak” (Al-Saail Al-Zalily). Kerangka
tubuh manusia terdiri dari kumpulan tulang yang menyangga tubuhnya, dan
memberinya bentuk, sekaligus melindungi alat-alat dan bagian-bagiannya yang
lunak dan sensitif, juga
menyediakan permukaan yang kokoh yang menjadikan landasan urat. Tanpa
persendian yang telah disiapkan Allah agar sebagian besar tulang rangka manusia
yang keras dapat bergerak, tentu manusia akan menderita banyak kesakitan, dan
menghadapi berbagai macam persoalan dan beragam kesulitan.Dari sinilah
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam berwasiat kepada manusia untuk
bersyukur kepada Allah setiap hari sesuai dengan (bersedekah) minimal sejumlah
sendi di tubuhnya jika memang tidak dapat melakukan lebih banyak lagi. Ketika
manusia melakukan zikir, syukur, dan sedekah maka sesungguhnya dia tidak akan
mampu memenuhi syukur kepada Allah walau untuk satu sendi dari 360 sendi yang
telah diciptakan Allah di dalam tubuhnya.
PENUTUP
Berdasarkan
penelitian di atas, kerangka tubuh manusia terdiri dari kumpulan tulang yang
menyangga tubuhnya, dan memberinya bentuk, sekaligus melindungi alat-alat dan
bagian-bagiannya yang lunak dan sensitif, juga menyediakan permukaan yang kokoh yang
menjadikan landasan urat. Tanpa persendian yang telah disiapkan
Allah agar sebagian besar tulang rangka manusia yang keras dapat bergerak,
tentu manusia akan menderita banyak kesakitan, dan menghadapi berbaga macam
persoalan dan beragam kesulitan. Dengan demikian
jelas bahwa Hadis yang pernah disabdakan nabi Muhammad Saw sesuai dengan fakta
sains yang berkembang dan merupakan bukti kebenaran islam yang ditegaskan
oleh waktu.
DAFTAR
PUSTAKA
An- Najjar, Dr. Zaghlul. PEMBUKTIAN
SAINS Dalam SUNNAH. Amzah ,Jakarta,
2006
Software Lidwa Pusaka “Kitab 9 Imam”
Software Gawamik al-Kalem V4.5
http://hadits.stiba.net/?type=hadits&no=1675&imam=muslim diakses pada tanggal 03-03-2015
Comments