biografi ibnu sina | avicenna

Biografi ibnu sina (avicenna)


Ibnu sina mempunyai nama lengkap Abu Ali al-Huseyn bin Abdullah bin Hasan Ali bin Sina. Ia lahir pada bulan shafar 370 H/Agustus 980 M. Di desa afshanah dekat kota kharamaitan propinsi Bukhara Afganistan. Ayahnya tergolong mampu berasal dari Balkh yang diangkat oleh penguasa Samanish, Nur II bin Mansyur untuk menduduki jabatan gubernur di sebuah distrik di Bukhara. Ibnu Sina mulai belajar sejak usia dini, 5 tahun. Dan dalam waktu 13 tahun ia telah menguasai seluruh cabang ilmu pengetahuan yang ada pada waktu itu. Pelajaran pertama yang di terimanya ialah al-Qur’an dan sastra yang di berikan secara privat. Ia memiliki ketajaman otak yang luar biasa serta daya ingat yang amat kuat. Ketika usianya menginjak 10 tahun ia telah menguasai ilmu-ilmu agama seperti tafsir, fikih, perbandingan agama (ushuluddin), tasawuf, dan sebagainya. Kemudian ia belajar ilmu hukum, logika, matematika, fisika, politik, kedokteran, dan filsafat.[1] Pada masa kecilnya, ia dibimbing dan dididik oleh Abu Abdullah Natili, Abu Bakar al-Khawarizmi, Isa bin Yahya, ismail az-zahid, dan ayahnya sendiri.

Ibnu Sina juga dikenal sebagai otodidak yang amat tekun dan brilian. Ketekunan Ibnu Sina dalam belajarnya yang luar biasa  dapat diketahui misalnya dari kisahnya belajar metafisika. Buku “metaphysics of aristotle” dibacanya berulang-ulang hingga 40 kali dikarenakan sulitnya mengerti isi buku tersebut. Namun tanpa mengenal rasa bosan sampai akhirnya buku itu dapat dipahaminya ketika membaca buku karangan al-Farabi, “Tentang tujuan ilmu Fisika” yang merupakan komentar atas buku aristoteles.[2]
Pada usia 22 tahun ayahnya meninggal dunia, kemudian ia meninggalkan Bukhara menuju ke Jurjan, dan dari sini ia menuju ke Khawarazm. Di Jurjan ia mengajar dan mengarang, tetapi tidak lama ia tinggal di sini karena kekacauan politik, setelah itu ia berpindah-pindah dari satu negri ke negri lain, hingga akhirnya ia sampai di Hamadzan. Oleh penguas Hamadzan, Syamsuddaulah. Ia diangkat menjadi mentrinya beberapa kali. Meskipun ia beberapa kali dipenjarakan.[3]
Hidup Ibnu Sina penuh dengan kesibukan bekerja dan mengarang, penuh pula dengan kesenangan dan kepahitan hidup. Dan boleh jadi keadaan ini telah mengakibatkan ia tertimpa penyakit dingin (cooling) yang tidak bisa diobati lagi, hingga Ibnu Sina meninggal pada usia 58 tahun pada bulan Ramadlan 428 H/1037 M di Hamadzan. Ia dimakamkan disana dan dalam rangka 1.000 tahun hari kelahirannya. (“fair millenium”) di Teheran pada tahun 1955 M, ia telah dinobatkan sebagai  “Father of Doctors” untuk selamanya,dan disana telah di bangun sebuah monumen  sejarah untuk itu.
Sebelum meninggal, menurut G.C. Anawati, ia telah mengarang buku sejumlah kurang lebih 276 buah. Dan ini meliputi berbagai subyek ilmu pengetahuan seperti filsafat, kedokteran, giometri, astronomi, musik, syair, teologi, politik, matematika, fisika, kimia, sastra, kosmologi, dan sebagainya.[4]




[1] Arsyad, M. Natsir, Ilmuan Muslim Sepanjang Sejarah, hal: 159
[2] Ibid, hal: 160
[3] Hanafi, A. M.A., pengantar filsafat islam, hal: 169
[4] Arsyad, M. Natsir, Ilmuan Muslim Sepanjang Sejarah, hal: 160-161

Comments

Popular posts from this blog

Hubungan dan Kausalitas | sebab Akibat

kitab sunan an-nasa'i bi syarhi as-suyuty

Makalah Tafsir Anwar Al-Tanzil wa Asrar Al-Ta'wil