contoh hasil penelitian ilmu rijal al-hadis



Nama                     : Mulyadi
NIM                      : 13530085
Makul/Kelas          : Ilmu Rijal Al-Hadis/B
أَخْبَرَنَا الْفَضْلُ بْنُ الْحُبَابِ الْجُمَحِيُّ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ رَجَاءٍ الْغُدَانِيُّ، أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ، عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ مَرْثَدٍ، عَنْ سَعْدِ بْنِ عُبَيْدَةَ، عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ السُّلَمِيِّ، عَنْ عُثْمَانَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ: " خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ " قَالَ أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ: فَهَذَا الَّذِي أَقْعَدَنِي هَذَا الْمَقْعَدَ ذِكْرُ الأَمْرِ بِاقْتِنَاءِ الْقُرْآنِ مَعَ تَعْلِيمِهِ.[1]
Artinya :
Telah menceritakan kepada kami al-Fadl bin al-Hubab al-Jumahy, telah mengabarkan kepada kami ‘Abdullah bin Raji al-ghudany, Telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari 'Alqamah bin Martsad Aku mendengar Sa'd bin Ubaidah dari Abu Abdurrahman As Sulami dari Utsman radliallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Orang yang paling baik di antara kalian adalah seorang yang belajar Al Qur`an dan mengajarkannya." Abu Abdirrahman membacakan (Al Qur`an) pada masa Utsman hingga Hajjaj pun berkata, "Dan hal itulah yang menjadikanku duduk di tempat dudukku ini."
Untuk melihat keshahihan sebuah hadis, kaidah ilmu hadis menyatakan bahwa yang pertama kali perlu diteliti adalah sanadnya. Bila sanadnya dinyatakan shahih, barulah matan-nya bisa diperhatikan. Bila tidak, maka matannya dipandang tidak shahih lagi. Untuk menguji keshahihan sanad hadis di atas, berikut ini akan ditelusuri identitas para perawinya.
Jalur periwayatan :
Nabi Muhammad SAW.             Utsman radliallahu ‘anhu              Abu Abdurrahman As Sulami               Sa'ad bin Ubaidah                 'Alqamah bin Martsad              Syu'bah      ‘Abdullah bin Raji al-ghudany           Al-Fadl bin Al-Hubab Al-Jumahy.
Berikut identitas para rowy tersebut;
1.      Utsman radliallahu ‘anhu
Nama lengkapnya ialah Utsman bin 'Affan bin Abi Al 'Ash bin Umayyah, julukannya Abu 'Amru, tinggal di Madinah, termasuk dalam kalangan sahabat, wafat pada tahun 35 H.[2]
Selain berguru kepada Nabi Muhammad SAW.  Ia juga berguru kepada sahabat yang lain seperti Abu Bakar As-Siddiq, Abu Sa’id al-Khudri, Talhah bin Ubaydillah, Al-‘Abbas bin ‘Abdul Mutalib, Abu Hurairah, ‘Abdullah bin Umar, ‘Abdullah bin Mas’ud, Ali bin Abi Thalib, Umar bin Khattab[3], dan lain seterusnya. Beberapa orang yang berguru kepada beliau ialah Hasan al-Bisri, Jabir bin Zaid, Zaid bin Tsabit, Zaid bin Abi Maryam, Sa’id bin Abi Waqas, Sa’id bin Ishaq, ‘Abdullah bin Habib As-sulami, Abdullah bin Ja’far, dan lain seterusnya.
2.      Abu ‘Abdurrahman As-Sulami
Nama lengkapnya ialah Abdullah bin Habib bin Rabi'ah, julukannya Abu 'Abdur Rahman[4], tinggal di Kufah, termasuk dalam kalangan Tabi'in kalangan tua, wafat pada tahun 72 H. Menurut sebagian ulama’ ia termasuk perowy yang tsiqah seperti Ahmad bin Abdillah Al-'Ajli, An Nasa'i, Ibnu Abdil Barr, dan Ibnu Hajar Al Atsqalani menilainya sebagai perowy yang tsiqah lagi teguh.[5]
Selain berguru kepada Utsman r.a. ia juga berguru kepada sahabat lain seperti Romlah binti Abi Sufyan, Sa’id bin Abi Waqas, Abi Sa’id Al-Khudri, Sa’id bin Zaid Al-Kursi, ‘Aisyah bin Abu Bakkar, Abu Hurairah, ‘Abdullah bin ‘Abbas al Kursi, ‘Abdullah bin Qais Al-Asy’ari, ‘Abdullah bin Mas’ud, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Umar bin Khattab. Dan seterusnya. Beberapa orang yang berguru kepada beliau diantara lain yaitu Habib bin Abi Tsabit, Sa’id bin ‘Ubaid, Sa’ad bin ‘Ubaidah, Abdul karim bin Malik, Utsman bin ‘Asim, Abu Ishaq As-Sabi’iy, Ibnu Ishaq Al-Kursi, Muslim bin Abi ‘Abdillah, dan lain seterusnya.
3.      Sa’ad bin ‘Ubaidah
Nama lengkapnya Sa'ad bin 'Ubaidah, julukannya Abu Hamzah, tinggalnya di Kuffah, termasuk dalam kalangan tabi’in pertengahan. Menurut sebagian ulama’ ia tergolong dalam kategori tsiqah seperti Yahya bin Ma'in, Ahmad bin Syu’aib An Nasa'i, Ahmad bin Abdullah Al 'Ajli, Adz-Dzahabi, Ibnu Hajar al 'Asqalani, Ibnu Hibban, muhammad bin sa’id.
Selain berguru kepada Abu ‘Abdurrahman As-Sulami ia juga berguru kepada Abu Sa’id al-Kudri, Sa’id bin Musayab al-Kursi, Abdullah bin Umar, Ali bin Abi Thalib, Umar bin Khattab, Maimun Al-Kindi, Muhammad Al-Kindi dan lain seterusnya. Beberapa orang yang berguru kepada beliau ialah Isma’il bin Abdurrahman, Jabir bin Yazid, Hasan bin Ubaidillah, Husain bin Abdurrahman As-Sulami, Alqamah al-Martsad, Mansur Bin Mu’tamar As-Sulami, Abu Husain, Abu Ishaq As-Sabi’ii, Mu’awiyah bin Abdulkarim dan lain seterusnya.
4.      Alqamah bin Martsad
Nama lengkapnya Alqamah bin Martsad al-Hadrami, julukannya Abu Al Harits, tinggalnya di Kufah, ia termasuk dalam kalangan tabi’in yang tidak bertemu dengan sahabat, menurut sebagian ulama’ seperti Ibnu Hajar, Adz Dzahabi, Ahmad bin Hambal, An Nasa'i, Ibnu Hibban, Ahmad bin Abdullah al-‘Ajli ia menyatakan bahwa Alqamah bin Martsad tergolong dalam kategori tsiqah.
Guru-guru beliau ialah Sa'ad bin 'Ubaidah, Sa’ad bin Ubaid al-Zuhri, Sa’id bin Musayab al-Kursi, Salman al-Farisi, ‘Amir al-Syu’bi, Abdurrahman bin Tsabt al-Kursi, Abdullah bin Haris, Abdullah bin Hubaib as-Sulami, Abdullah bin Mas’ud, Abdul Malik bin Haris dan seterusnya. Beberapa orang yang berguru kepada beliau ialah Ibrahim bin Utsman as-Sulami, Ishaq bin Yusuf, Idris bin Yazid, Abu Hanifah, Ja’far bin Sulaiman, Hafs bin Abi Daud, Hamzah bin Hubaib, Hamid bin Abi Hamid, Su’bah bin Sunan al-Burjami, Syu’bah bin Hajjaj, Abdulhamid bin Abdurrahman, Abdurrahman bin Ishaq al-Ansari, Abdurrahman bin Abdullah al-Mas’udi, dan lain seterusnya.[6]
5.      Syu’bah
Nama lengkapnya Syu'bah bin Al Hajjaj bin Al Warad, julukannya Abu Bistham, tinggalnya di Bashrah, ia termasuk dalam kalangan Tabi'ut Tabi'in kalangan tua, lahir pada tahun 63 H dan wafat pada tahun 160 H. Menurut Ahmad bin Abdullah Al-‘Ajli ia termasuk dalam kategori tsiqah tsabat, menurut Abu Hatim Ar-Razi ia tergolong tsiqah, sedangkan Abu Daud mengatakan “tidak ada orang yang lebih baik hadisnya daripadanya”, dan Sufyan ats-Tsauri mengatakan ia adalah “amirul mukminin fil hadits”.[7]
Guru-guru beliau ialah Alqamah bin Martsad, Alqamah bin Qais, Ubaidillah bin Umar, Ubaidillah bin Musa, Abdullah bin Yazid, Abdullah bin wahab, Abdullah bin marwan, Abdullah bin Abdurrahman, Abdullah bin Yasir, Abdullah bin Jubair, Sa’id bin Musayab, Sa’id bin Hilal, Sa’ad bin Ibrahim al-Kursi, Hamud bin Abi Hamid, Ishaq bin Abdullah,[8] dan masih banyak lagi. Beberapa orang yang berguru kepada beliau ialah Ibrahim bin Sa’ad az-Zahrawi, Qasim bin Zubair, Abdurrahman bin Yasir, Abdul Aziz bin Khattab, Abdullah bin Ibrahim, Abdullah bin Idris, Abdullah bin Haris, Abdullah bin Raj’i, Abdullah bin Daud, Abdullah bin Yazid, Utsman bin Amr, Muhammad bin Ja’far, dan masih banyak lagi.
6.      Abdullah bin Raj’i
Nama lengkapnya Abdullah bin Raj’i bin Umar, julukannya Abu Umar, tinggalnya di Basrah, wafat pada tahun 219 H. Menurut Ibnu Hajar Al-Asqalani, Ahmad bin Abdullah Al-‘Ajli, dan Umar bin Ali ia tergolong dalam kategori orang yang sangat jujur. Menurut an-Nasa’i “tidak ada kecacatan dalam dirinya”. Menurut Ya’qub bin Sufyan, dan Abu Abdillah Al-Hakam ia tergolong dalam kategori tsiqah.[9]
Guru-guru beliau ialah Ayub bin ‘Atiyah al-Yamani, Hasan al-Basri, Habib Bin Abi Tsabt, Sa’id bin Sulaiman, Sufyan ats-tsauri, Syu’bah bin al-Hajaj, Abdurrahman bin Ishaq, Malik bin Ismail, Muhammad bin Talhah, Sulaiman bin Abi Daud, dan masih banyak lagi. Beberapa orang yang berguru kepada beliau ialah Ahmad bin Al-Qarni, Hasan bin Yahya, Shaduqah bin al-Fadl, Muhammad bin Idris, Muhammad bin Ismail, al-Fadl bin al-Hubab al-Jumahy, Daud bin Sulaiman, Ibrahim bin Ishaq, dan masih banyak lagi.

7.      Al-Fadl bin Al-Hubab al-Jumahy
nama lengkapnya Fadl bin Umar bin Muhammad bin Shkhar bin Abdurrahman, julukannya Abu Kholifah, tinggalnya di Basrah, lahir pada tahun 207 dan wafat pada tahun 304. Menurut Ibnu Hazm al-Andalusi, adz-Zahabi, as-Suyuti, Maslamah bin Qasim al-Andalusi ia masuk dalam kategori tsiqah, namun Al-Hambali mengatakan ia termasuk kategori tsabt.[10]
Guru-guru beliau ialah Ahmad bin Abi Bakr al-Kursi, Isma’il bin Mas’ud, Ibrohim bin Maslamah, Walid bin Hisyam, Sulaiman bin Daud, Abdullah bin Ahmad, Abdullah bin Raj’i al-Ghodami, Umar bin Marzuki al-Bakhili, Muhammad bin Abdullah, Muslim bin Ibrahim, dan seterusnya. Beberapa orang yang berguru kepada beliau ialah Ahmadbin Ja’far, Ahmad bin Ishaq, Ahmad bin Su’aib, Muhammad bin Ahmad al-Qarni, Hasan bin Sa’id al-Ibadati, Ahmad bin Ibrohim Bin Malik, Muhammad bin Yusuf Al-Bani, Ibnu Hibban Al-Busthi, Abdul Qahar bin Tahir al-Tamimi, dan seterusnya.[11]
8.      Ibnu Hibban Al-Busthi
Nama lengkapnya ialah Abu Hatim bin Hibban, dilahirkan pada tahun 270-an M. Dalam mendalami ilmu beliau banyak mendatangi Al-Fadl bin Al-Hubaab, Zakaria Assaji, Abu Abdurrahman An-Nasa’i, Ishaq bin Yunus, Abi Ya’la, AlHasan bin Sufyan, Umran bin Musa bin Mujasi’, Sa’id bin Hasyim,  Umar bin Muhammad bin Jubair, Ahmad bin Ubaidillah Addarami, dan masih banyak lagi. Murid-murid beliau ialah Abu Abdillah bin Mandud, Abu Abdillah Al-Hakim, Mansur bin Abdillah al-Khalidi, Abu Mu’adz Abdurrahman binMuhammad bin Razqillah As-Sajastani, Muhammad bin Ahmad Bin Mansur, dan masih banyak lagi.
Dari pemaparan diatas dapat di simpulkan bahwa sanad hadis diatas telah memenuhi syarat ke sohihan sanad, dari ittisolu sanad, perowi yang tsiqah / terpercaya. Semua rijal yang terlibat dalam periwayatan terbukti memiliki relasi sebagai guru-murid. Kredibilitas maupun intelektualitas mereka juga tidak perlu dilakukan lagi. Tidak ada seorang perawi pun yang berstatus dhaif. Tidak ada cela ('illat) pada para rijal tersebut.


[1] Gawami’ al-Kalim V 4,5. Shohih Ibnu Hibban, no 118, hal. 49
[2] Ibid.
[3]Kitab Tadzkiratul huffadz”, juz 2, bab Utsman bin Affan, hal. 143
[4]  Kitab Tahdzib al-Tahdzib”, juz 4, bab min nasabin ila abihi, hal. 720
[5] Gawami’ al-Kalim V 4,5. Shohih Ibnu Hibban, no 118, hal. 49

[6] Ibid.
[7] Ibid.
[8]Kitab tadzkiratul Huffadz”, juz 2, bab Syu’bah bin Al-Hajjaj..., hal 98
[9] Gawami’ al-Kalim V 4,5. Shohih Ibnu Hibban, no 118, hal. 49

[10] Ibid.
[11] Ibid.

Comments

Popular posts from this blog

Makalah Ulumul Qur'an | Dlomir, Tadzkir, Dan Ta'nits

kitab sunan an-nasa'i bi syarhi as-suyuty