makalah tafsir ayat kealaman tentang hewan



BAB I
PENDAHULUAN
A.            Latar Belakang Masalah
Dalam ilmu biologi ada istilah tiga kerajaan, yakni kerajaan manusia, kerajaan hewan dan kerajaan tumbuhan. Tiga kerajaan tersebut saling memiliki keterkaitan dan hubungan yang menghasilkan rantai makanan. Dengan munculnya rantai makanan tersebut maka kehidupan seluruh makhluk hidup di bumi akan terus berlangsung.[1]
Banyak ditemukan ayat-ayat  di dalam al-Qur’an yang berbicara tentang hewan,  bahkan terdapat enam surat dalam surat-surat al-Qur’an yang dinisbatkan dengan nama hewan yakni, Al-Baqarah ( sapi betina ), al-An’am ( binatang ternak ), an-Nahl ( lebah ), an-Naml ( semut ), al-‘Ankabut ( laba-laba ) dan al-Fil ( gajah ). Jika dikumpulkan semua ayat yang berbicara tentang hewan berjumlah sekitar 140 ayat[2], jumlah ini tidaklah sedikit, maka kemudian banyak yang memahami bahwa al-Qur’an juga peduli terhadap kehidupan kerajaan binatang dengan melihat banyaknya ayat yang berbicara tentang hewan.
Dalam makalah ini penulis akan memaparkan sedikit penjelasan tentang bagaimana al-Qur’an menjelaskan hewan-hewan kepada umat Islam, serta akan mengungkap sedikit pengetahuan tentang ayat-ayat hewan dalam al-Qur’an yaitu Q.S An-Nur (45), Al-An’am (38), An-Nahl (6-8 & 66)
B.            Rumusan masalah
1.             Bagaimana penafsiran ayat-ayat al-Qur’an tentang hewan yang tercantum di atas?
2.              Bagaimana penjelasan hewan dalam  ilmu sains (biologi)?


BAB II
PEMBAHASAN
A.           Ayat-Ayat Tentang Hewan Dan Penafsirannya
1.              Surah An-Nahl 6-8
öNä3s9ur $ygŠÏù îA$uHsd šúüÏm tbqçt̍è? tûüÏnur tbqãmuŽô£n@ ÇÏÈ   ã@ÏJøtrBur öNà6s9$s)øOr& 4n<Î) 7$s#t/ óO©9 (#qçRqä3s? ÏmŠÉóÎ=»t/ žwÎ) Èd,ϱÎ0 ħàÿRF{$# 4 žcÎ) öNä3­/u Ô$râäts9 ÒOÏm§ ÇÐÈ   Ÿ@øsƒø:$#ur tA$tóÎ7ø9$#ur uŽÏJysø9$#ur $ydqç6Ÿ2÷ŽtIÏ9 ZpuZƒÎur 4 ß,è=øƒsur $tB Ÿw tbqßJn=÷ès? ÇÑÈ  
Artinya: 6. dan kamu memperoleh pandangan yang indah padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya ke tempat penggembalaan. 7. dan ia memikul beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup sampai kepadanya, melainkan dengan kesukaran-kesukaran (yang memayahkan) diri. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, 8. dan (dia telah menciptakan) kuda, bagal, dan keledai, agar kamu menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya.
b. Tafsir Mufradat
1.      بشق الأنفس = separuh nafas ( sengsara, berat dan susah payah )[3]
2.      الخيل =  salah satu jenis kuda yang kecepatannya di bawah kuda perang "فرس"
3.      البغال =  hewan hasil kawin silang antara kuda dan keledai
4.      الحمير = bentuk jamak dari lafadz حمار  (keledai).[4]
c.              Penafsiran Ayat
öNä3s9ur $ygŠÏù îA$uHsd šúüÏm tbqçt̍è? tûüÏnur tbqãmuŽô£n@ ÇÏÈ
As-Sya’rawi mengatakan bahwa, setelah Allah menjelaskan tentang manfaat hewan ternak bagi tubuh manusia dengan memakan daging ataupun menggunakan kulitnya sebagai pelindung jasad, maka ayat ini menitik beratkan pada aspek hiburan, dalam artian hewan ternak tersebut mampu memancarkan keindahan tersendiri bagi orang yang melihatnya, tidak hanya dirasakan oleh si pemilik hewan, namun setiap orang yang melihatnya akan terhibur dan merasa senang.[5] Sedangkan Abdullah al-Harari menafsirkan ayat ini bahwa hewan ternak tersebut itu mampu menjadi perhiasan yang bisa memunculkan kepuasan tersendiri bagi orang yang melihatnya, ketika hewan tersebut mulai kembali ke kandang dalam keadaan kenyang.[6]
ã@ÏJøtrBur öNà6s9$s)øOr& 4n<Î) 7$s#t/ óO©9 (#qçRqä3s? ÏmŠÉóÎ=»t/ žwÎ) Èd,ϱÎ0 ħàÿRF{$# 4 žcÎ) öNä3­/u Ô$râäts9 ÒOÏm§ ÇÐÈ
Dalam menafsirkan ayat ini, Tahir Ibnu ‘Asyur mengungkapkan bahwa, hewan-hewan tersebut juga dapat berguna meringankan manusia dalam melakukan perjalanan keluar daerah dengan menaruh beban/bekal pada hewan tersebut. Ibnu ‘Asyur menegaskan bahwa perjalanan tanpa mengendarai hewan tersebut akan tetap sampai pada tujuan, namun perjalanan tersebut akan terasa berat dan menyengsarakan.[7] Sedangkan menurut As-Sya’rawi, ayat ini menjelaskan tentang konteks al-Qur’an diturunkan dimana sarana untuk mengangkut barang pada waktu itu menggunakan hewan, berbeda dengan sekarang ketika melihat fenomena di kairo, iskandariyah dan tanta yang penduduknya telah menggunakan mesin sebagai sarana pengangkut mengirim barang keluar kota.[8]
Ÿ@øsƒø:$#ur tA$tóÎ7ø9$#ur uŽÏJysø9$#ur $ydqç6Ÿ2÷ŽtIÏ9 ZpuZƒÎur 4 ß,è=øƒsur $tB Ÿw tbqßJn=÷ès? ÇÑÈ  
Menyikapi ayat ini, al-Harari menjelaskan bahwa, tujuan utama dari hewan-hewan tersebut diciptakan yaitu supaya hewan tersebut menjadi tunggangan bagi manusia, sedangkan menjadikannya sebagai perhiasan lebih pada subjektifitas masing-masing individu.[9] Sedangkan As-Sya’rawi menjelaskan bahwa, setelah Allah menjelaskan tentang manfaat hewan yang bisa di makan, maka dalam ayat ini Allah menjelaskan hewan yang tidak bisa di makan dagingnya namun bisa dijadikan sarana berkendara menuju tempat-tempat tertentu. Sedangkan maksud dari ayat ويخلق ما لا تعلمون  adalah penciptaan Buraq yang dijadikan kendaraan oleh nabi ketika isra’ mi’raj.[10]
Sementara itu, Ibnu ‘Asyur mengungkapkan bahwa, yang di maksud dengan ويخلق ما لا تعلمون adalah hewan-hewan yang tidak diketahui masyarakat arab pada waktu itu. Dalam artian masyarakat selain arab menggunakan hewan seperti gajah dsb. Sebagai sarana berkendara tidak hanya terfokus pada kuda, himar dan unta. Selain itu, kendaraan-kendaraan modern seperti mobil, pesawat dan speda motor itupun termasuk inti sari dari hal-hal yang belum diketahui oleh masyarakat arab pada saat al-Qur’an diturunkan.[11]
2.      Surah An-Nahl 66
a.              Teks Ayat dan Terjemah
¨bÎ)ur ö/ä3s9 Îû ÉO»yè÷RF{$# ZouŽö9Ïès9 ( /ä3É)ó¡S $®ÿÊeE Îû ¾ÏmÏRqäÜç/ .`ÏB Èû÷üt/ 7^ösù 5QyŠur $·Yt7©9 $TÁÏ9%s{ $Zóͬ!$y tûüÎ/̍»¤±=Ïj9 ÇÏÏÈ  
Artinya: Dan Sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.
b.             Tafsir Mufradat
1.              أنعام =empat jenis binatang ternak, unta, sapi, kambing dan domba
2.              سابغا = mudah di telan dan di cerna[12]
c.              PenafiranAyat
Dalam menafsiri ayat di atas, Ibnu ‘Asyur menjabarkan tentang proses keluarnya air susu hewan yang berasal dari makanan yang diproses dalam perut hewan kemudian terjadi pemilahan antara zat-zat yang menjadi darah, susu dan kotoran. Selain itu tempat keluar susu tersebut juga berdekatan dengan tempat keluarnya kotoran. Menurut Ibnu ‘Asyur, hal ini merupakan isyarat ilmiyah al-Qur’an yang disampaikan pada masyarakat arab yang pada waktu itu belum menyadari proses terbentuknya air susu hewan ternak mereka yang mereka minum setiap hari.[13]
Firman Allah, “Berupa susu yang bersih antara tahi dan darah”. Yakni, warna putih susu, rasanya, dan manisnya terpisah dari kotoran dan darah di dalam perut hewan. Masing-masing mengalir ke tempatnya sendiri. Jika makanan telah dicerna dalam perutnya, maka darah mengalir ke urat, susu mengalir ke ambing, air seni ke kemih, dan kotoran ke dubur. Masing-masing tidak bercampur dengan yang lain dan tidak mempengaruhinya setelah berpisah.[14]
Sedangkan Zaghlul an-Najjar, mengungkapkan tentang proses terbentuknya susu yang keluar dari binatang yang berkaki empat ( mamalia ), bahwa susu terbentuk dari intisari makanan yang kemudian membentuk zat yang berisi protein, karbohidrad dan juga vitamin. Dari makanan yang dimakan hewan, keluarlah susu yang bermanfaat bagi tubuh manusia, namun makanan tersebut(yang dimakan hewan) tetap menjadi kotoran yang tidak bermanfaat bagi manusia.[15]
3.              Surah an-Nur 45
a.             Teks Ayat Dan Terjemah
ª!$#ur t,n=y{ ¨@ä. 7p­/!#yŠ `ÏiB &ä!$¨B ( Nåk÷]ÏJsù `¨B ÓÅ´ôJtƒ 4n?tã ¾ÏmÏZôÜt/ Nåk÷]ÏBur `¨B ÓÅ´ôJtƒ 4n?tã Èû÷,s#ô_Í Nåk÷]ÏBur `¨B ÓÅ´ôJtƒ #n?tã 8ìt/ör& 4 ß,è=øƒs ª!$# $tB âä!$t±o 4 ¨bÎ) ©!$# 4n?tã Èe@à2 &äóÓx« ֍ƒÏs% ÇÍÎÈ  
Artinya: Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, Maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah Maha Menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
b.             Tafsir Mufradat
1.              دآبة =hewan yang berjalan, merayap dan berjalan di muka bumi[16]
c.              Penafsiran Ayat
Dalam menafsiri ayat di atas, al-Harari mengatakan bahwa Allah menciptakan semua makhluk di bumi dari bahan dasar berupa air bahkan termasuk mansuia. Pengumuman lafadz (nakirah)  ماء  menunjukkan bahwa semua makhluk hidup diciptakan dari air dengan jenisnya masing-masing, mengingat semua makhluk hidup membutuhkan air, namun dalam hal ini  malaikat dan jin masuk dalam pengecualian karena malaikat tercipta dari cahaya sedangkan jin tercipta dari api.[17]
Menurut pendapat Al-Qurthubi: Firman Allah berikut menunjukkan atas kebenaran yang ada di dunia ini, فَمِنْهُم مَّن يَمْشِى عَلَ بَطْنِهِ  Maka sebagaian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya.” Maksudnya yaitu berjalan menggunakan perut hewan tersebut seperti ular, ikan, serta cacing. Sedangkan berjalan dengan kedua kaki adalah burung, jika burung itu sedang berjalan.[18]
Sementara as-Sya’rawi menjelaskan bahwa Allah memberikan informasi tentang perilaku berjalan hewan, ada yang merayap, ada pula yang berjalan menggunakan kaki yang kesemuanya saling memiliki ketergantungan. Jadi pada hakikatnya semua itu menunjukkan keharmonisan alam dan keseimbangannya.[19]
Sedangkan M. Quraish Shihab berpendapat bahwa ayat di atas menjelaskan aneka macam cara berjalan hewan. Tentulah untuk berjalan diperlukan kaki. Ada hewan yang berjalan dengan empat kakinya, begitu juga jika berjalan dengan dua kaki, dan sangat menakjubkan yang berjalan tanpa kaki. Sehingga ayat di atas apabila dianilisis itu memulai dari esensi yang sangat menakjubkan, yaitu yang berjalan tanpa kaki, hingga yang berjalan dengan empat kaki.[20] Dan ayat ini tentu menjadi tanda-tanda dari kebesaran Allah SWT  dan betapa kuasanya Allah SWT dalam menciptakan segala sesuatu yang Allah kehendaki.
4.              Surah al-An’am 38
a.             Teks Ayat dan Terjemah
$tBur `ÏB 7p­/!#yŠ Îû ÇÚöF{$# Ÿwur 9ŽÈµ¯»sÛ çŽÏÜtƒ Ïmøym$oYpg¿2 HwÎ) íNtBé& Nä3ä9$sVøBr& 4 $¨B $uZôÛ§sù Îû É=»tGÅ3ø9$# `ÏB &äóÓx« 4 ¢OèO 4n<Î) öNÍkÍh5u šcrçŽ|³øtä ÇÌÑÈ 
Artinya: Dan Tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.
b.             Tafsir Mufradat
1.              ....
c.              PenafsiranAyat
Dalam menafsiri ayat di atas, As-Sya’rawi mengungkapkan bahwa, semua makhluk hidup yang ada di bumi adalah sama seperti kita ( manusia ), maka perlakukanlah mereka dengan semestinya, berikanlah hak-hak mereka, jangan melakukan eksploitasi yang mengantarkan mereka pada kepunuhan, karena semua berjalan berdasarkan keseimbangan yang telah diatur oleh Allah Dzat yang Maha Kuasa.[21] Sedangkan Tahir ibnu ‘Asyur menafsiri dengan semua hewan yang ada di bumi memiliki perilaku yang berbeda-beda seperti halnya umat manusia yang terdapat dalam belahan dunia. Namun hewan ada yang memilki usia yang panjang dan juga ada yang meiliki usia yang sangat pendek.[22]

Hewan Dalam Ilmu Biologi
a.              Pengelompokan Hewan
Fenomena hewan dikaji dalam beberapa disiplin ilmu, seperti anatomi hewan, morfologi hewan, dan masih banyak lagi. Melalui anatomi kita dapat mengetahui srtuktur dan bentuk suatu organisme. Salah satu fenomena anatomi dalam tubuh hewan yang disebutkan dalam Al-Qur’an yaitu menyebutkan tentang organ tubuh hewan yakni tanduk. Terdapat dalam surat al-Maidah ayat 3.
…yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala…
Ayat diatas menyebutkan bahwa salah satu bagian tubuh binatang adalah tanduk. Tanduk terbentuk dari protein zat tanduk. Adanya tanduk itu dipicu dengan adanya kerangka tanduk yang mana memiliki fungsi mengadakan tanduk. Tidak semua binatang memiliki tanduk dan antara binatang satu dan yang lain memiliki tanduk yang berbeda-beda.[23]
Selain tanduk, ayat tersebut memberikan isyarat tentang alat organ yang biasanya digunakan untuk menerkam yaitu kuku tajam dan taring. Organ itu yang nantinya membedakan antara karnivora (pemakan daging) dan herbivora (pemakan tumbuhan), melata dan burung, dll. Ilmu itu nantinya masuk kedalam bidang morfologi hewan.
Mempelajari morfologi sangat bermanfaat untuk membantu menetapkan hukum halal dan haramnya binatang. Karena dengan morfologi seseorang dapat mengkaji tentang ciri-ciri luar makhluk hidup, membedakan atau mencari persamaan antara hewan satu dengan hewan yang lain. Dari persamaan dan perbedaan itu hewan dapat diidentifikasi masuk golongan halal atau haram.
Pengelompokan hewan terbagi menjadi 2 yakni vertebrata dan invertebrate:[24]
a.              Vertebrata adalah hewan yang memiliki ruas tulang belakang. Hewan in terdiri dari:
1.              Pisces (ikan) termasuk hewan berdarah dingin. Tubuh ikan dilengkapi dengan sirip yang berguna untuk membantu berenang dan menjaga keseimbangan tubuh. Tubuh ikan umumnya berbentuk slim (langsing) sehingga ikan dapat bergerak dengan cepat di air. Ikan berkembang biak dengan bertelur. Contoh anggota pisces: ikan hiu, ikan pari, ikan badut, dll.[25]
2.              Amfibi termasuk hewan berdarah dingin yang mampu hidup di dua tempat, yaitu di air dan di darat. Amfibi pada umumnya berkembang biak dengan bertelur. Contoh amfibi yaitu katak.[26]
3.              Reptil adalah kelompok hewan melata dan berdarah dingin. Tubuhnya terdiri atas kepala, badan, dan ekor. Tubuh diselimuti oleh kulit yang bersisik dari zat tanduk. Reptil berkembang biak dengan bertelur (ovivar), tetapi ada juga yang bertelur dan beranak (ovovivivar). Contoh anggota reptil: kadal, komodo, dll.[27]
4.              Aves, termasuk hewan berdarah panas, yaitu suhu tubuhnya tidak bergantung pada suhu lingkungan. Ciri yang menonjol dari aves yaitu mempunyai paruh dan sayap. Contohnya: Ayam, Maleo, Cendrawasih dll.[28]
5.              Mammalia merupakan hewan menyusui. Mammalia termasuk hewan berdarah panas. Tubuhnya diselimuti oleh kulit dengan rambut yang tipis dan pendek serta dilengkapi kelenjar keringat. Ciri utama Mammalia adalah mempunyai kelenjar susu (glandula mammae) yang berguna untuk menyusui anaknya yang baru lahir. Contoh anggota Mammalia: monyet, kelinci, landak, dll.
b.              Invertebrate adalah hewan yang tidak bertulang belakang.[29] Hewan ini terdiri:
1.              Cnidaria mempunyai ciri khas adanya knidosit, yaitu alat perlindungan diri yang mengandung sengat. Kebanyakan Cnidaria hidup di air laut dan hanya beberapa jenis yang hidup di air tawar. Anggota Cnidaria mempunyai tantakel dan sel-sel penyengat yang berfungsi untuk melumpuhkan mangsa. Contoh anggota Cnidaria yaitu ubur-ubur 
2.              Cacing pipih, tubuh hewan ini tidak bersegmen (beruas). Hewan yang termasuk dalam kelompok ini mempunyai mulut, tetapi tidak mempunyai anus. Kebanyakan anggota Platyhelminthes hidup sebagai parasit. Contoh anggota Platyhelminthes: Fasciola hepatica, Taenia solium, dan Planaria sp. 
3.              Nemathelminthes mempunyai tubuh berbentuk bulat panjang dan tidak bersegmen. Kebanyakan Nematoda hidup bebas. Ada beberapa yang hidup secara parasit. Contoh anggota Nemathelminthes yaitu cacing gelang dan perut.
4.              Annelida adalah hewan yang mempunyai tubuh bersegmen seperti cincin atau gelang. Anggota Annelida dapat ditemukan hampir disemua tempat. Contoh anggota Annelida yaitu cacing tanah dan lintah.
5.              Mollusca mempunyai tubuh lunak yang dilindungi oleh cangkang. Hewan ini bergerak menggunakan otot. Mollusca ditemukan hampir di semua tempat. Contoh anggota Mollusca yaitu Bekicot, Cumi-cumi, dan Kerang.
6.              Echinodermata merupakan hewan berkulit duri. Anggota kelompok hewan ini hanya ditemukan di laut. Organ penggerak hewan ini berupa kaki pembuluh (kaki ambulakral). Contoh anggota Echinodermata: Bintang ular, Bintang laut, Duri landak, dan Teripang. 
7.              Arthropoda artinya hewan dengan kaki berbuku-buku. Tubuh Arthropoda terdiri atas kepala, dada, dan perut. Contohnya laba-laba, udang, semut, dll.[30]
Perilaku hewan mencakup semua hal  yang mereka lakukan serta cara mereka melakukannya. Perilaku berkisar dari tindakan sederhana, seperti makan atau menjaga kebersihan, hingga aktifitas sangat rumit, seperti berburu dalam kelompok, berkenalan dengan pasangan, atau membangun sarang. Pada beberapa hewan, perilaku mereka hampir seluruhnya dapat di prediksi. Semakin sering  melakukan sesuatu, seekor hewan akan menjadi semakin terampil. Sama seperti semua aspek biologis hewan, perilaku adalah hasil evolusi. Ini berarti bahwa evolusi berubah bertahap seiring waktu.
BAB III
PENUTUP
A.            Kesimpulan
Dari pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa al-Qur’an adalah kitab yang benar-benar berasal dari Allah ( bukan buatan manusia ) , setelah melihat pesan-pesan ‘ilmiyah di dalamnya yang disampaikan sekitar beribu tahun yang lalu dan dapat terbukti kenyataannya hingga sekarang. Adapun ayat-ayat Allah yang berbicara tentang hewan di dalam al-Qur’an hakikatnya itu adalah sebuah peringatan dan juga penegas terhadap manusia supaya selalu ingat akan Kekuasaan Allah SWT dan selalu bersyukur terhadap apa yang telah Allah ciptakan. Karena ciptaan Allah berupa hewan sendiri itu sangat panjang lebar manfaatnya bagi manusia antara lain
1.      untuk bisa dimakan dagingnya
2.      bisa dimanfaatkan kulitnya sebagai pakaiaan
3.      bisa dimanfaatkan untuk perjalanan jauh sebagai kendaraan
4.      bisa dimanfaatkan untuk kesehatan tubuh
5.      bisa menyenangkan pandangan yang melihatnya.









DAFTAR PUSTAKA
Al-Harari , Abdullah, Hadaiqu ar-Ruhu wa ar-Raihan fi rawabi ‘ulumi al-Qur’an, Dar Thauqu an-Najah (Beirut: 2001).
An-Najjar , Zaghlul, Min ayati al-I’jaz fi al-Qur’an-al-hayawan fi al-Qur’an, Dar al-Ma’rifah (Beirut:2006).
Ibnu ‘Asyur , Tahir, At-Tahrir wa at-Tanwir, Dar Tunisiah ( Tunis: 1984)
Kindersley Dorling, Ensiklopedi Dunia Hewan, jilid 7 (Jakarta: Lentera Abadi, 2010)
Jamili Sayyid, al- I’jaz al-‘ilmi fi al-Qur’an, Dar al-Wassam, (Beirut: 1992)
Sya’rawi ,Mutawalli, Tafsir as-Sya’rawi, Akhbar al-Yaum ( Kairo: 1991)
Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an vol. 4, (Jakarta: Lentera Hati, 2006)
Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an vol. 8, (Jakarta: Lentera Hati, 2006)
Rifa’i, Muhammad Nasib Ar, Kemudahan dari Allah: Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta: Gema Insani Press, 1999)
Qurthubi, Syaikh Imam Al, Tafsir Al-Qurthubi, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2008)


[1] Sayyid Jamili, al- I’jaz al-‘ilmi fi al-Qur’an, Dar al-Wassam, (Beirut: 1992 ), hlm,.88
[2] Zaghlul an-Najjar, Min ayati al-I’jaz fi al-Qur’an-al-hayawan fi al-Qur’an, Dar al-Ma’rifah (Beirut:2006), hlm,.35
[3] Abdullah al-Harari,…..juz 15 hlm,. 144
[4] Abdullah al-Harari,…..juz 15 hlm,. 145-149
[5] Mutawalli Sya’rawi,…..( Kairo: 1991 ) juz 13, hlm,. 104, 7816
[6] Abdullah al-Harari,…..juz 15 hlm,. 144
[7] Tahir ibnu ‘Asyur, ……. juz, 14, hlm,. 106
[8] Mutawalli Sya’rawi,…..( Kairo: 1991 ) juz 13, hlm,. 105, 7817                                    
[9] Abdullah al-Harari,…..juz 15 hlm,. 147
[10] Mutawalli Sya’rawi,…..( Kairo: 1991 ) juz 13, hlm,. 110, 7822
[11] Tahir ibnu ‘Asyur, ……. juz, 14, hlm,. 111
[12] Abdullah al-Harari,…..juz 15 hlm,. 284-286
[13] Tahir ibnu ‘Asyur, ……. juz, 14, hlm,. 201
[14] Rifa’i, Muhammad Nasib Ar, Kemudahan dari Allah: Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta: Gema Insani Press, 1999), hlm. 1041.
[15] Zaghlul an-Najjar, Min ayati al-I’jaz fi al-Qur’an-al-hayawan fi al-Qur’an, Dar al-Ma’rifah (Beirut:2006), hlm,.317
[16] Abdullah al-Harari,…..juz 19 hlm,. 381
[17] Abdullah al-Harari,…..  juz 19, hlm,.392
[18] Syaikh Imam Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2008), hlm. 731.
[19] Mutawalli Sya’rawi,….. ( Kairo: 1991 ) juz 17, hlm,.10300/29
[20] M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an vol. 8, (Jakarta: Lentera Hati, 2006), hlm.580.
[21] Mutawalli Sya’rawi,…..( Kairo: 1991 ) juz 06, hlm,. 3608/380
[22] Tahir ibnu ‘Asyur, ……. juz, 07, hlm,.214
[23]Imron Rossidy, Fenomena Flora dan Fauna dalam Perspektif Al-Qur’an (Malang: UIN Malang, 2008),hlm. 159
[24] Dorling Kindersley, Ensiklopedi Dunia Hewan, jilid 1 (Jakarta: Lentera Abadi, 2010), Hlm. xx
[25] Dorling Kindersley, Ensiklopedi Dunia Hewan, jilid 6 (Jakarta: Lentera Abadi, 2010), Hlm. 460
[26] Dorling Kindersley, Ensiklopedi Dunia Hewan, jilid 5 (Jakarta: Lentera Abadi, 2010), Hlm. 430
[27] Dorling Kindersley, Ensiklopedi Dunia Hewan, jilid 4 (Jakarta: Lentera Abadi, 2010), Hlm. 364
[28] Dorling Kindersley, Ensiklopedi Dunia Hewan, jilid 3 (Jakarta: Lentera Abadi, 2010), Hlm. 260
[29] Dorling Kindersley, Ensiklopedi Dunia Hewan, jilid 7 (Jakarta: Lentera Abadi, 2010), Hlm. 524
[30]Dorling Kindersley, Ensiklopedi Dunia Hewan, jilid 7 (Jakarta: Lentera Abadi, 2010), Hlm. 525

Comments

Popular posts from this blog

kitab sunan an-nasa'i bi syarhi as-suyuty

Hubungan dan Kausalitas | sebab Akibat

Makalah Tafsir Anwar Al-Tanzil wa Asrar Al-Ta'wil